Kerja sama ASEAN-China berkembang dengan stabil selama tiga dekade terakhir, dengan China merupakan pendukung utama bagi sentralitas dan kesatuan ASEAN.
Phnom Penh, Kamboja (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen pada Senin (19/12) di Phnom Penh mengatakan bahwa perkembangan menakjubkan China sangat menguntungkan pembangunan sosial-ekonomi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Berbicara usai menerima Lifetime Achievement Award dari Institut Strategis untuk Asia Pasifik yang berbasis di Malaysia atas kontribusinya dalam meningkatkan hubungan ASEAN-China, Hun Sen mengatakan bahwa kerja sama ASEAN-China berkembang dengan stabil selama tiga dekade terakhir dan bahwa China merupakan pendukung utama bagi sentralitas dan kesatuan ASEAN.
“Perkembangan China merupakan sebuah pencapaian yang menakjubkan, yang tidak hanya menguntungkan rakyat China, tetapi juga memberikan banyak manfaat positif bagi ASEAN dan Kamboja dalam segi ekonomi, sosial, dan geopolitik,” ujarnya.
ASEAN beranggotakan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. ASEAN dan China menjalin hubungan dialog pada 1991.
Hun Sen mengatakan bahwa kerja sama ASEAN-China telah membuka babak baru melalui penerapan Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-China dan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China.
“Hal ini akan lebih lanjut berkontribusi dalam meningkatkan hubungan dan kerja sama antara kedua kawasan dengan potensi dan dinamisme yang lebih besar,” kata PM itu.
Kerja sama erat ASEAN-China sangat penting dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di seluruh kawasan tersebut dan dunia, ujarnya, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak harus bekerja sama untuk lebih lanjut mempromosikan kerja sama regional yang bersifat terbuka, transparan, inklusif, saling melengkapi, dan saling menguntungkan.
“Contohnya, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) merupakan salah satu panutan yang sangat baik untuk sistem perdagangan, dan mencerminkan komitmen tulus untuk memperkuat kerja sama regional,” kata Hun Sen.
“Dengan semangat ini, kita harus melanjutkan dan mengintensifkan upaya guna mendorong inisiatif dan kerja sama regional lainnya yang bertujuan untuk memanfaatkan secara maksimal potensi tersebut bagi pengembangan kedua kawasan,” imbuhnya.
Secara khusus berbicara tentang hubungan Kamboja-China, Hun Sen mengatakan bahwa kerja sama bilateral itu berkembang secara politik, ekonomi, dan sosial, yang tercermin dari seringnya kunjungan dari kedua belah pihak, perluasan perdagangan, investasi, pariwisata, serta peningkatan pertukaran antarmasyarakat.
“Hubungan antara Kamboja dan China tumbuh dengan memuaskan hingga diakui sebagai sahabat berlapis besi (iron-clad friend), seiring dengan peningkatan perdagangan bilateral menjadi sekitar 11 miliar dolar AS pada 2021, naik 37 persen dibandingkan pada 2020,” ujar sang PM.
Hun Sen mengatakan bahwa bantuan China ke Kamboja untuk melawan pandemik COVID-19 selama dua tahun terakhir sangat berharga, yang membantu negara kerajaan itu dalam melindungi nyawa dan mengurangi dampak sosial-ekonomi.
*1 dolar AS = 15.602 rupiah
Laporan: Redaksi