Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan pembangunan berorientasi transit di masa depan akan menghadirkan pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja baru bagi Jawa Barat maupun masyarakatnya.
Jakarta (Xinhua) – Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan pembangunan berorientasi transit di masa depan akan menghadirkan pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja baru bagi Jawa Barat maupun masyarakatnya, demikian disampaikan gubernur provinsi itu.
Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa karena waktu perjalanan antara Jakarta, ibu kota negara, dan Bandung, ibu kota provinsi yang terletak di pulau Jawa bagian barat tersebut, dipangkas dari tiga jam lebih menjadi 40 menit, kemungkinan akan semakin banyak masyarakat yang pindah ke Bandung untuk menetap dan bekerja.
Membentang sepanjang 142,3 km dengan kecepatan yang dirancang mencapai 350 km per jam, kereta cepat tersebut merupakan proyek unggulan kerja sama Indonesia-China, dan juga di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra usulan China.
“Kami sedang merancang rencana induk untuk sebuah kota baru dengan lebih banyak bangunan di sekitar stasiun-stasiun kereta cepat,” tutur Ridwan Kamil. “Dengan dibangunnya fasilitas-fasilitas infrastruktur baru dan semakin banyaknya investasi yang masuk, pada akhirnya Anda akan melihat peningkatan lapangan kerja bagi anak-anak Anda, generasi muda masyarakat Jawa Barat.”
Ridwan Kamil pernah berprofesi sebagai arsitek dan selama tiga tahun tinggal di China, tempat dia banyak bepergian menggunakan kereta cepat. Dia mengatakan bahwa pengalamannya bisa menjadi saksi atas kelancaran perjalanan kereta cepat bagi masyarakat Jawa Barat.
Dia yakin Bandung akan menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari kereta cepat tersebut, mengingat kondisi transportasi yang lebih baik pasti akan menarik makin banyak wisatawan dan bisnis terkait pariwisata.
Ridwan Kamil melanjutkan bahwa berdasarkan pengalaman sebelumnya, dengan perbaikan infrastruktur transportasi, angka ketenagakerjaan di daerah-daerah yang lebih terpencil akan meningkat. Masyarakat yang dulunya merupakan pekerja domestik atau petani bisa beralih ke industri jasa setempat, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan pendapatan yang lebih tinggi, ungkap gubernur Jawa Barat itu.
“Kami akan menciptakan bisnis pariwisata dan lapangan kerja baru bagi masyarakat umum, sebagai imbas dari semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung untuk melihat gunung berapi dan air terjun di Jawa Barat, serta membelanjakan uang di sana,” lanjut sang gubernur.
Menurut Ridwan Kamil, China telah menjadi sumber investasi utama bagi Jawa Barat. Atas dasar ini, kereta cepat itu akan semakin meningkatkan kepercayaan investor, terutama pada industri-industri teknologi tinggi dan manufaktur, sehingga secara efektif dapat merangsang pertumbuhan ekonomi setempat, tuturnya.
Ridwan Kamil mengapresiasi perasaan spesial masyarakat China terhadap Bandung terkait Konferensi Asia Afrika 1955, yang juga dikenal dengan Konferensi Bandung, yang telah meninggalkan warisan yang kaya kepada dunia, termasuk semangat persatuan, persahabatan, dan kerja sama.
“Enam puluh delapan tahun kemudian, kita membangun proyek kereta cepat dengan China, negara yang sama yang kala itu memperjuangkan anti-kolonialisme dan kemerdekaan bersama kita,” ungkap Ridwan Kamil, seraya menambahkan bahwa semangat Bandung masih tetap hidup hingga saat ini dengan tema-tema baru. “Kini, kita bersama-sama memerangi kemiskinan dan ketidakadilan.”
“Proyek KCJB ini melambangkan komunikasi yang baik antara kedua negara, yang ditafsirkan menjadi bisnis yang bermanfaat bagi kedua pihak,” imbuhnya.
Laporan: Redaksi