Jakarta (Indonesia Window) – Perjalanan Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi atau sekitar tahun ke-14 kenabian yang dikenal dengan “hijrah” merupakan perjalanan yang berat.
Hal tersebut bukan saja disebabkan tekanan dari kaum Quraisy yang terus menerus menentang dakwah Islam, bahkan mengancam jiwa Rasulullah, namun juga rute perjalanan Makkah-Madinah pada masa itu penuh dengan bahaya, seperti serangan binatang buas, angin malam yang menusuk tulang, sengatan panas matahari di siang hari dan minimnya sumber-sumber air.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan para sahabat Muhajirin juga harus menempuh jarak yang lebih panjang kala itu guna mengelabui kaum kafir, yakni menuju Tsûr di sebelah barat daya Makkah, sementara Madinah berada di sebelah utara Makkah.
Pada masa itu, biasanya dibutuhkan waktu sebelas hari untuk bepergian di antara dua wilayah itu. Namun, pada masa hijrah, unta-unta yang membawa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan para sahabat hanya membutuhkan delapan hari untuk mencapai Madinah dengan melakukan perjalanan di malam hari dan beristirahat di siang hari.
Empat belas abad kemudian, jarak Makkah-Madinah seakan semakin dekat dengan akan dioperasikannya kereta cepat Haramain yang menghubungkan tiga kota, yakni, Jeddah, Makkah, dan Madinah.
Kepala Otoritas Transportasi Umum dan Plt. Presiden Organisasi Kereta Api Saudi (SRO), Rumaih Al-Rumaih menyatakan bahwa kereta berkecepatan maksimal 320 km per jam tersebut akan beroperasi pada 1 Oktober 2018, seperti dikutip dari laman Saudi Gazette.
Dengan kecepatan sekitar 200-220 kilometer per jam pada saat beroperasi, kereta cepat Haramain dapat membawa para penumpang dari Makkah ke Madinah dalam waktu sekitar 120 menit atau sekitar 2 jam hingga jam 30 menit.
Al-Rumaih mengatakan akan ada jadwal perjalanan pekanan dari Makkah, Madinah, Jeddah dan Kota Ekonomi King Abdullah, Rabigh, setiap hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Ahad selama 1 Oktober hingga 31 Desember 2018.
Selain itu, akan ada delapan layanan setiap hari atau empat kali perjalanan di pagi dan sore hari hingga akhir tahun ini, dan pada awal 2019 layanan kereta Haramain akan tersedia setiap hari dengan frekuensi yang meningkat.
Kereta tersebut juga dapat membawa penumpang dari Bandara Internasional King Abdulaziz ke kota-kota tujuan setelah tahap penyelesaian dari pembangunan stasiun di bandara baru rampung.
Direktur Jenderal Proyek Kereta Cepatan Haramain, Mohammed Fida, menjelaskan bahwa tiket kereta akan disediakan melalui situs resmi mulai Oktober yang bertepatan dengan peluncuran aplikasi khusus untuk pemesanan dan pembelian tiket.
Harga tiket kereta api terbagi menjadi dua kategori, untuk turis dan kelas bisnis. Harga tiket satu arah dari stasiun Sulaimaniyah di Jeddah ke Makkah adalah SR20 (sekitar Rp79.200), sedangkan harga tiket kelas bisnis adalah SR25 (sekitar Rp98.950).
Sementara itu, harga tiket untuk kelas turis dari Makkah ke Madinah adalah SR75 (sekitar Rp296.800), sedangkan untuk kelas bisnis adalah SR125 (sekitar Rp494.700).
Untuk perjalanan dari Jeddah ke Madinah, tiket kelas wisata dikenakan harga SR63 (Rp249.400), sedangkan untuk kelas bisnis adalah SR105 (Rp415.600). Harga tiket dari Rabigh ke Madinah untuk kelas wisata dikenakan SR50 (sekitar Rp197.900) dan SR75 untuk kelas bisnis.
Harga-harga tiket tersebut telah disetujui oleh Dewan Direksi SRO yang diketuai oleh Menteri Transportasi Saudi, Nabeel Al-Amoudi setelah mencapai kesepakatan dengan konsorsium Saudi-Spanyol, Al-Shoula Group, yang merupakan operator dari proyek kereta cepat tersebut.
Fida mengatakan bahwa stasiun kereta api Jeddah, yang dibangun di area seluas 766.000 meter persegi, dapat menampung 25.000 penumpang per jam.
Sementara itu, Stasiun Makkah Rusaifah yang terletak 4 kilometer dari Masjidil Haram memiliki luas 503.000 meter persegi dan dapat menampung 20.000 penumpang per jam. Sedangkan Stasiun Madinah dengan luas 268.000 meter persegi, yang berjarak 9 kilometer dari Masjid Nabawi, dapat menampung 4.000 penumpang.
Jalur kereta api sepanjang 450 kilometer dengan jalur ganda penuh elektrik, dan gerbong kereta yang dilengkapi peralatan dan perangkat yang sangat canggih dan moderen diperkirakan menelan biaya sebesar SR37,5 miliar (sekitar Rp148.3 triliun).
Sumber: Saudi Gazette, Al Manhaj
Laporan: Redaksi