Kenya telah menjadi peserta penting dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra China sekaligus gerbang bagi perusahaan-perusahaan China untuk memasuki Afrika.
Nairobi, Kenya (Xinhua/Indonesia Window) – Mata Elijah Mwandawire tertuju pada ponselnya selama 30 menit terakhir, terpukau dengan alur cerita serial drama terbaru dari perusahaan televisi berbayar asal China, StarTimes.
Pengusaha berusia 34 tahun itu adalah pelanggan setia layanan streaming tersebut, yang memungkinkannya menonton program lokal maupun film Kungfu sesuai permintaan.
Kecintaannya pada film seni bela diri bermula dari keinginannya untuk tetap bugar, yang terinspirasi oleh bintang film laga favoritnya, Jackie Chan.
Perhatian Mwandawire ke layar ponselnya sesekali disela oleh panggilan telepon dari pelanggan yang memesan televisi pintar (smart TV) dari toko digitalnya, yang beroperasi melalui platform e-commerce China, Kilimall, yang berbasis di Nairobi.
Ayah dua anak tersebut mengoperasikan ponsel Vivo miliknya saat dia mengonfirmasi sebuah pesanan dari pelanggan dan mengirim perangkat tersebut dengan sepeda motor Dayun. Produk-produk yang digunakannya berasal dari dua merek China yang sangat terkenal di Kenya.
Mwandawire adalah satu dari banyak warga Kenya yang hidupnya mengalami transformasi positif berkat produk-produk buatan China yang saat ini tersedia di negara tersebut.
Mwandawire menuturkan kepada Xinhua pada Ahad (18/8) di kediamannya di Nairobi, ibu kota Kenya, bahwa kecintaannya terhadap produk-produk China dimulai 10 tahun yang lalu ketika dia kehilangan pekerjaan sebagai staf penjualan di sebuah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terkemuka.
Pada saat itu, banyak merek ponsel dilabeli dengan harga yang terlalu mahal baginya, namun dia menemukan merek-merek China cukup terjangkau.
Ponsel pertamanya bermerek Tecno, dibeli dengan tabungan yang dikumpulkannya saat menjadi karyawan formal selama bertahun-tahun.
“Sejak saat itu, semua ponsel saya adalah merek China, karena mereka memiliki semua fitur terbaru dengan harga yang terjangkau,” imbuh Mwandawire.
Ponsel Mwandawire tidak hanya membantunya mengelola bisnis e-commerce miliknya, tetapi juga membuatnya tetap terhubung dengan teman dan keluarganya melalui berbagai aplikasi media sosial.
Untuk bepergian melewati jalan-jalan yang sibuk di Nairobi dengan lebih efisien, dia memilih menggunakan sepeda motor Dayun, yang direkomendasikan oleh salah satu temannya karena keandalannya.
Sebelumnya, Mwandawire bergantung pada sistem transportasi umum yang tidak dapat diandalkan, yang kerap membuatnya terlambat menghadiri rapat. Konsumsi bahan bakar sepeda motor Dayun yang rendah serta suku cadang yang banyak tersedia terbukti sangat menguntungkan.
Sebagai mitra dagang terbesar China di Afrika Timur, Kenya telah menjadi peserta penting dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra China sekaligus gerbang bagi perusahaan-perusahaan China untuk memasuki Afrika. Pada 2023, total volume perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar 8,1 miliar dolar AS, menurut Biro Statistik Nasional Kenya.
*1 dolar AS = 15.579 rupiah
Laporan: Redaksi