Banner

Kemendag dorong pelaku usaha lokal kuasai pemasaran afiliasi di platform ‘e-commerce’

Praktisi dan trainer kewirausahaan, Bikin Jago, Faisal Maulana, memberikan pelatihan ‘Strategi IG Shop dan TikTok Shop’ bagi puluhan pengusaha di Bogor, Rabu (24/1/2024), yang digelar secara kolaboratif bersama Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Korwil Bogor. (Indonesia Window)

Kemendag aktif mendorong pelaku usaha lokal untuk mendalami dan memahami strategi pemasaran afiliasi di platform niaga elektronik melalui afiliator.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI secara aktif mendorong pelaku usaha lokal untuk mendalami dan memahami strategi pemasaran afiliasi di platform niaga elektronik (e-commerce) melalui afiliator.

Strategi ini dinilai krusial dalam mengakselerasi daya saing produk dan jasa di tengah persaingan pasar yang ketat, menurut Kemendag dalam pernyataan tertulis pada situs jejaringnya pada Kamis (24/7).

Kehadiran afiliator menjadi jembatan penting dalam mengomunikasikan nilai produk dan jasa kepada konsumen karena keberhasilan produk tidak lagi hanya bergantung pada kualitas fisik (rasa, bentuk, dan fungsi), tetapi juga desain kemasan dan kekuatan cerita (storytelling).

Dalam upaya mengakselerasi hal tersebut, Kemendag menggandeng Lazada Indonesia dan Lampu.id dalam lokakarya bertajuk ‘KolaborAksi: Bikin Lebih Dilirik Lewat Konten dan Koneksi Bareng Afiliator’ yang diselenggarakan di kantor Kemendag, Jakarta, pada Kamis (24/7).

Banner

Lebih dari 200 pelaku ekonomi digital hadir sebagai peserta, termasuk 25 afiliator, pelaku pemasaran berbasis afiliasi, dan pemilik usaha.

Pemilik usaha yang hadir dalam lokakarya itu telah terkurasi berdasarkan performa bisnis, kesiapan digital, dan prospek pengembangan. Acara itu turut didukung oleh Paragon.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan, Iqbal Shoffan Shofwan, menekankan peran vital afiliator dalam menjembatani produk lokal dengan calon konsumen.

“Afiliator membantu menyampaikan pesan produk dan jasa kepada calon pembeli. Produk dan jasa yang dibalut narasi seperti asal usul, cara penggunaan, dan keunggulan akan lebih menarik di mata konsumen. Kolaborasi dengan afiliator menjadi strategi potensial untuk mengangkat citra dan memperluas pasar merek lokal,” ujar Iqbal.

Dia melanjutkan, kehadiran afiliator dapat menjadi pencerita (storyteller) yang menjembatani produk lokal dengan calon konsumen yang terpersonalisasi.

Kolaborasi antara industri dan komunitas kreatif ini mengajarkan cara baru untuk mengembangkan usaha menggunakan strategi pemasaran afiliasi.

Banner

Berdasarkan riset dataindonesia.id 2024, sebesar 74 persen konsumen membeli produk berdasarkan rekomendasi afiliator dibanding iklan konvensional.

Data juga menunjukkan, pemasaran afiliasi menjadi kebutuhan dalam membangun kepercayaan konsumen.

Acara tersebut turut didukung oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional yang menyediakan booth (stan) konsultasi desain bagi pelaku UMKM dan menghadirkan tiga desainer dari Indonesia Design Development Center (IDDC).

Konsultasi desain ini bertujuan untuk meningkatkan daya jual produk UMKM melalui desain kemasan yang menarik.

Salah satu pelaku usaha yang hadir dalam lokakarya, yakni pemilik Walet Mas Batik, Dedi Riyanto, yang mengaku mendapatkan wawasan baru mengenai peran afiliator.

Dia berharap Kemendag dapat melanjutkan program serupa hingga memfasilitasi pelatihan inkubasi dengan rentang waktu pelatihan yang lebih panjang.

Banner

VP Government Affairs Lazada Indonesia, Budi Primawan, menyampaikan, sistem pemasaran afiliasi memberikan peluang penghasilan bagi mereka yang tidak memiliki produk atau waktu.

Lazada menggabungkan teknologi dengan perdagangan sehingga menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia.

“Strategi afiliasi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital, mulai dari membagikan tautan hingga membuat konten kreatif. Afiliasi memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat, yakni penjual, pembeli, pasar daring (marketplace), dan afiliator itu sendiri,” ujar Budi.

Dalam kesempatan yang sama, pendiri Lampu.id Melissa Wijaya menekankan pentingnya kekuatan komunitas digital yang dibangun dari cerita, pengalaman, dan rasa percaya konsumen pada produk akan sangat menentukan pemasaran produk lokal.

“Melalui edukasi yang relevan dan ruang kolaborasi antara pelaku usaha dan afiliator, kami berupaya membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan. Karena setiap produk lokal berhak punya panggung, tak hanya di pasar nasional, tapi juga di kancah global,” ujar Melissa.

Tips memulai strategi afiliasi

Banner

Pada sesi interaktif lokakarya, para pembuat konten (content creator) dan afiliator membagikan pengalaman serta panduan penting bagi pelaku usaha yang ingin memanfaatkan strategi pemasaran afiliasi.

Setidaknya, ada lima poin penting yang harus diperhatikan pelaku usaha yang ingin mulai memanfaatkan strategi pemasaran afiliasi.

Pertama, pastikan konten menarik dan relevan. Pemasaran afiliasi di media sosial erat kaitannya dengan menarik perhatian warganet, maka konten perlu menjawab kebutuhan dan disampaikan dengan cara menarik.

Kedua, kelola anggaran promosi yang efisien. Hal ini penting untuk memastikan kegiatan promosi berjalan sesuai dengan alokasi anggaran.

Ketiga, tetapkan skema komisi yang adil. Komisi yang diberikan perlu menyesuaikan dengan performa afiliator yang telah berpromosi.

Keempat, perhatikan jenis konten dengan konversi terbaik untuk produk dan jasa yang ditawarkan.

Banner

Kelima, bangun hubungan jangka panjang dengan afiliator yang sejalan dengan nilai merek.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan