Kebijakan luar negeri AS adalah mempertahankan kedudukan tertinggi, “sesuatu yang mustahil. Tidak ada yang abadi. Tidak ada kekuatan besar yang selalu unggul selamanya.”
New York City, AS (Xinhua) – Transformasi besar dalam tatanan dunia, yang telah berlangsung bertahun-tahun, mulai terbentuk paling jelas saat ini di Timur Tengah, kawasan tempat Amerika Serikat (AS) mencurahkan banyak sumber daya di abad ke-21, seperti yang dilaporkan Newsweek pada Rabu (3/5).
Pada Maret lalu, China membantu mengatur kesepakatan damai antara Iran dan Arab Saudi, mengambil jenis peran perantara di kawasan yang telah lama dikendalikan oleh AS itu, sementara Washington saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Teheran dan hubungan dengan Riyadh menjadi kian renggang, katanya.
“Kami menggertak, kami menakuti, kami mengancam, kami menjatuhkan sanksi, kami mengirim Marinir, kami mengebom,” seperti dikatakan oleh Chas Freeman, seorang diplomat veteran AS. “Namun, kami tidak pernah menggunakan seni persuasi.”
“Momen kejayaan diplomatik” Washington sudah lama berakhir, dan “apa yang terjadi adalah bahwa kemampuan AS untuk memaksa sedang menurun,” kata Freeman. “Kami tampaknya mendekati dunia seolah-olah kami masih memiliki otoritas yang tak tertandingi yang kami anggap telah kami lakukan pada akhir Perang Dingin.”
“Dunia sedang berubah, kaleidoskop sedang bergerak. Kami mencoba untuk menempatkan semua bagian di tempatnya,” kata Freeman, yang pernah menjabat sebagai mantan duta besar AS untuk Arab Saudi. “Tujuan dasar kebijakan luar negeri kami adalah mempertahankan kedudukan tertinggi, sesuatu yang mustahil. Tidak ada yang abadi. Tidak ada kekuatan besar yang selalu unggul selamanya.”
Laporan: Redaksi