Banner

Ratusan ribu warga AS dan Eropa protes kebijakan pemerintahan Trump

Foto yang diabadikan pada 4 Agustus 2022 ini menunjukkan Gedung Putih dan rambu berhenti di Washington DC, Amerika Serikat. (Xinhua/Liu Jie)

Kebijakan kontroversial pemerintahan Presiden AS Donald Trump, termasuk pemberlakuan apa yang disebut sebagai “tarif timbal balik”, penutupan sejumlah badan federal, dan deportasi imigran.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di puluhan kota di Amerika Serikat (AS) dan Eropa pada Sabtu (5/4) untuk memprotes kebijakan kontroversial pemerintahan Presiden AS Donald Trump, termasuk pemberlakuan apa yang disebut sebagai “tarif timbal balik”, penutupan sejumlah badan federal, dan deportasi imigran.

Sekitar 600.000 orang berpartisipasi dalam lebih dari 1.400 aksi unjuk rasa yang berlangsung di seluruh 50 negara bagian di AS dengan mengusung tema “Hands Off”, menurut penyelenggara aksi.

Diselenggarakan oleh koalisi lebih dari 150 kelompok, termasuk organisasi hak-hak sipil, serikat pekerja, dan asosiasi veteran, para demonstran berkumpul di gedung pusat pemerintahan negara bagian, gedung-gedung federal, kantor-kantor kongres, kantor pusat Administrasi Jaminan Sosial, balai kota, serta taman-taman umum.

“Aksi damai ini didukung masyarakat umum, (termasuk) perawat, guru, pelajar, dan orang tua, yang bersama-sama bangkit untuk melindungi hal-hal yang sangat penting. Kami bersatu, kami tak kenal lelah, dan kami baru saja memulai,” ujar Rahna Epting, direktur eksekutif kelompok aktivis MoveOn.

Banner
Para pengunjuk rasa berkumpul di Grand Park, pusat kota Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 5 April 2025, untuk menentang kebijakan-kebijakan kontroversial yang diumumkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. (Xinhua/Qiu Chen)

“Kami di sini berjuang untuk jiwa Amerika,” kata Angela C., seorang pengunjuk rasa di Los Angeles, kepada Xinhua. “Apakah kita masih dapat menjadi cahaya penuntun bagi kemajuan, kasih sayang, dan keadilan di dunia seperti yang diimpikan oleh para Bapak Bangsa? Atau mengikuti Trump untuk menjadi perundung menyedihkan yang mengacungkan tongkat besar sebagai ancaman untuk mengeksploitasi semua negara lain di dunia?”

Beberapa pejabat terpilih juga turut serta dalam kampanye ini. Wali Kota Boston Michelle Wu mengatakan dirinya tidak ingin anak-anaknya dan orang lain hidup di dunia di mana ancaman dan intimidasi menjadi alat pemerintah, dan nilai-nilai seperti keberagaman dan perdamaian dirongrong.

Menanggapi aksi unjuk rasa tersebut, pihak Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan “Presiden Trump tidak akan goyah untuk memenuhi janji-janji yang telah disampaikannya untuk membuat pemerintah federal kita lebih efisien dan lebih bertanggung jawab kepada para pembayar pajak Amerika yang telah bekerja keras di seluruh negeri, yang secara luar biasa membuatnya terpilih kembali,” lansir USA Today.

Aksi unjuk rasa juga digelar di berbagai kota di Eropa seperti Berlin, Frankfurt, Paris, London, dan Lisbon. Di Berlin, ratusan orang berkumpul di luar showroom Tesla untuk memprotes pemilik Tesla, Elon Musk, yang juga merupakan sekutu dekat Trump. Di London, para demonstran menggelar aksi unjuk rasa di Trafalgar Square, sambil membawa spanduk bertuliskan ‘Proud American Ashamed’ dan meneriakkan slogan ‘Hands off Canada’ dan ‘Hands off Greenland’.

Unjuk rasa di Eropa terjadi hanya beberapa hari setelah Trump memberlakukan ‘tarif timbal balik’ sebesar 20 persen untuk impor Uni Eropa (UE), dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menghadiri pertemuan menteri luar negeri NATO pertamanya di Brussel sebelumnya pada pekan lalu, yang dipandang luas sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan antara kedua sisi Atlantik tersebut menjelang pertemuan para pemimpin NATO pada Juni nanti.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan