Jakarta (Indonesia Window) – Kedutaan Besar RI di Riyadh menyelenggarakan Indonesia Rice Festival atau festival beras untuk mempromosikan produk beras dari Tanah Air di Arab Saudi baru-baru ini, dan diikuti oleh pengusaha Arab Saudi, importir, perwakilan supermarket, hypermarket, dan pemilik restoran.
“Acara ini bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat setempat bahwa mereka juga memiliki pilihan dalam mengonsumsi nasi Indonesia dalam hidangan sehari-hari mereka, selain nasi basmati yang mereka gunakan setiap hari,” kata Plt. Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Arief Hidayat.
Acara tersebut mempromosikan berbagai produk beras Indonesia, mulai dari jenis long grain aromatic hingga beras putih dan beras merah organik premium.
Para tamu juga disuguhi hidangan khas lokal seperti kabsa dan biryani yang dibuat menggunakan nasi Indonesia.
Festival beras KBRI juga menggelar pertemuan bisnis virtual antara pengekspor beras Indonesia, yaitu Food Station dan Bulog (Badan Urusan Logistik) Indonesia, dan pengusaha Arab Saudi yang tertarik menjajaki peluang bisnis baru.
Para pengimpor lokal menyatakan minatnya dengan menanyakan harga yang ditawarkan, jumlah minimum order dan kemungkinan in-house branding dengan beras dari Indonesia.
Data dari KBRI menunjukkan bahwa Arab Saudi mengimpor 1,5 juta ton beras pada tahun 2020.
Negara penyuplai beras terbanyak ke Arab Saudi adalah India (1,2 juta ton), Pakistan (127.000), Amerika Serikat (113.000), Vietnam (32.000), dan Thailand (31.000).
Populasi pemakan nasi Asia di Arab Saudi sebagian besar adalah ekspatriat dari Indonesia, India, Pakistan, Filipina, Malaysia, Bangladesh, dan Sri Lanka.
“Dengan asumsi setiap orang mengonsumsi 150 gram per hari, maka potensi konsumsi beras Asia adalah 76.000 ton per tahun. Mengingat produksi beras Indonesia pada tahun 2020 surplus 4,64 juta ton, Arab Saudi merupakan salah satu pasar potensial beras Indonesia,” kata KBRI dalam keterangannya.
“Beras Indonesia sedang bersiap-siap untuk masuk ke pasar Saudi,” tambahnya.
Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan perdagangan yang kuat. Kerajaan menempati urutan ke-23 di antara tujuan ekspor Indonesia dan termasuk di antara 10 pasar impor teratas, dengan total nilai perdagangan 4,61 miliar dolar AS antara Januari dan November 2019.
Laporan: Redaksi