Kasus TBC di Indonesia menurun 30 persen pada Januari-Juni 2020

Ilustrasi. Kasus tuberculosis (TBC) di Indonesia menurun 25-30 persen antara Januari dan Juni 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengumpulkan data dari 200 negara. (Oracast from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia menurun 25-30 persen antara Januari dan Juni 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengumpulkan data dari 200 negara.

Selain Indonesia, kasus TBC di India dan Filipina juga mengalami penurunan yang sama. Ketiga negara ini memiliki jumlah kasus TBC tertinggi di dunia.

Namun, menurut pemodelan yang dibuat oleh WHO, penurunan dalam kasus tersebut dapat menyebabkan peningkatan dramatis dalam kematian TBC tambahan.

WHO menyatakan bahwa gangguan dalam pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh pandemik COVID-19 telah menyebabkan kemunduran lebih lanjut karena banyak negara yang mengalihkan sumber daya manusia, keuangan, dan sumber daya lainnya dari penanganan TBC ke tanggap darurat COVID-19.

Selain itu, sistem pengumpulan dan pelaporan data juga terkena dampak negatif.

Namun, sejalan dengan pedoman WHO, negara-negara telah mengambil tindakan untuk mengurangi dampak COVID-19 pada layanan penting TBC, termasuk dengan memperkuat pengendalian infeksi.

Sebanyak 108 negara, termasuk 21 negara dengan beban TBC yang tinggi, telah memperluas penggunaan teknologi digital untuk memberikan layanan dan dukungan jarak jauh.

Guna mengurangi kebutuhan kunjungan ke fasilitas kesehatan, banyak negara mendorong pengobatan di rumah, pengobatan oral bagi pasien TBC yang resistan terhadap obat, penyediaan pengobatan pencegahan TBC, dan memastikan penderita TBC memiliki persediaan obat yang memadai.

“Dalam menghadapi pandemik, negara, masyarakat sipil, dan mitra lainnya telah bekerja sama untuk memastikan bahwa layanan penting untuk TBC dan COVID-19 tetap dipertahankan bagi mereka yang membutuhkan,” kata Direktur Program TBC Global WHO, Dr, Tereza Kaseva.

“Upaya ini penting untuk memperkuat sistem kesehatan, memastikan kesehatan untuk semua, dan menyelamatkan nyawa manusia,” ujarnya.

Laporan kemajuan terbaru dari Sekretaris Jenderal PBB menguraikan 10 tindakan prioritas bagi negara-negara anggota dan pemangku kepentingan lainnya untuk menutup kesenjangan dalam perawatan TBC, pembiayaan dan penelitian, serta memajukan tindakan dan akuntabilitas multisektoral, termasuk dalam konteks pandemik COVID-19.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan