Kasus sifilis di AS meningkat dengan jumlah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 70 tahun.
Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Kasus sifilis, yang sudah hampir diberantas, kini melonjak di Amerika Serikat (AS), dan jumlahnya mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 70 tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) baru-baru ini.
Lebih dari 200.000 kasus tercatat pada tahun 2022, menurut angka terbaru, naik 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan bahkan kematian.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Penyakit ini menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis, yang dikenal sebagai chancre, yang biasanya terjadi di sekitar organ seksual, anus, bibir atau mulut, menurut CDC. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari wanita hamil ke bayinya yang belum lahir, yang dikenal sebagai sifilis kongenital.
Empat tahap berbeda
Salah satu masalah sifilis adalah penyakit ini terlihat seperti penyakit lainnya sehingga sulit untuk didiagnosis. Sifilis memiliki empat tahap yang berbeda dan semakin dini didiagnosis, semakin baik.
Tahap primer, menurut CDC, adalah luka di titik masuk ke dalam tubuh, yang biasanya berbentuk bulat dan tidak menimbulkan rasa sakit serta terjadi rata-rata 21 hari setelah infeksi terjadi. Luka tersebut kemungkinan besar akan hilang, namun jika tanpa pengobatan, penyakit ini akan berkembang ke tahap sekunder.
Tahap kedua biasanya berupa ruam tidak gatal di tangan dan kaki, yang mungkin disertai gejala seperti demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, penurunan berat badan, dan kelelahan. Sekali lagi, tanpa pengobatan penyakit ini dapat berkembang ke tahap ketiga – tahap laten – di mana infeksi tidak terdeteksi di dalam tubuh selama bertahun-tahun.
Tahap empat, yang dikenal sebagai tahap tersier, dapat terjadi hingga 30 tahun setelah seseorang terinfeksi. Meskipun jarang, penyakit ini dapat menyerang jantung, otak, dan sistem saraf, menyebabkan kebutaan atau bahkan kematian.
Cara paling umum untuk menguji sifilis adalah melalui tes darah sederhana, sementara beberapa penyedia layanan kesehatan mungkin juga mengambil cairan dari luka sifilis.
Sifilis bisa diobati dengan antibiotic yang diberikan sebagai suntikan atau tablet. Meskipun antibiotik dapat mengobati infeksi, antibiotik tidak dapat memperbaiki kerusakan apa pun yang disebabkan oleh penyakit tersebut pada tubuh.
Sifilis pada kehamilan bisa sangat berbahaya bagi janin karena penyakit ini dapat menular ke janin dan bayi dengan dampak yang mematikan. Pada tahun 2022, sifilis kongenital menyebabkan 231 bayi lahir mati dan 51 kematian bayi di AS, menurut data CDC.
Angka sifilis di AS telah meningkat selama bertahun-tahun di tengah pemotongan dana untuk lembaga kesehatan masyarakat setempat. Peningkatan penularan juga terjadi seiring dengan meningkatnya penggunaan narkoba dan hubungan seksual tanpa kondom. Peningkatan ini diperburuk oleh kekurangan penisilin.
Sumber: Bloomberg
Laporan: Redaksi