Kapasitas energi terbarukan global diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat dalam lima tahun ke depan saat krisis energi yang sedang berlangsung mendorong percepatan tajam instalasi-instalasi proyek energi terbarukan.
Paris, Prancis (Xinhua) — Kapasitas energi terbarukan global diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat dalam lima tahun ke depan saat krisis energi yang sedang berlangsung mendorong percepatan tajam instalasi-instalasi proyek energi terbarukan, demikian disampaikan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) pada Selasa (6/12) dalam ‘Renewables 2022’, laporan tahunannya terkait sektor tersebut.
Kapasitas energi terbarukan global diperkirakan akan tumbuh sebesar 2.400 gigawatt (GW) selama periode 2022-2027, yang akan memungkinkannya mengambil alih posisi batu bara sebagai sumber pembangkit listrik terbesar pada awal 2025, kata IEA.
Energi terbarukan dipersiapkan untuk menyumbang lebih dari 90 persen ekspansi listrik global dalam lima tahun ke depan, dan akan membantu menjaga kemungkinan pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius, ungkap badan tersebut.
“Energi terbarukan sudah berkembang dengan pesat, tetapi krisis energi global mendorong energi terbarukan ke fase baru yang luar biasa dengan pertumbuhan lebih cepat di saat negara-negara berupaya mengapitalisasi manfaat keamanan energi mereka. Dunia akan menambahkan sebanyak mungkin energi terbarukan dalam lima tahun ke depan seperti yang terjadi dalam 20 tahun sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.
Menurut laporan tersebut, jumlah kapasitas energi terbarukan yang ditambahkan di Eropa pada periode 2022-2027 diperkirakan dua kali lebih tinggi dibandingkan periode lima tahun sebelumnya, didorong oleh kombinasi masalah keamanan energi dan ambisi iklim.
Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan kapasitas energi terbarukan berasal dari China. Negara itu “diperkirakan akan menyumbang hampir separuh dari penambahan kapasitas energi terbarukan global baru selama periode 2022-2027,” imbuh laporan itu.
Laporan: Redaksi