Kapal tanker Safer, kapal berusia 47 tahun yang telah ditambatkan di lepas pantai Yaman dan terbengkalai sejak 2015 akibat konflik di Yaman, telah membusuk hingga ke titik di mana kapal tersebut berisiko meledak atau pecah dalam waktu dekat, yang dapat menyebabkan dampak lingkungan yang sangat buruk bagi kawasan tersebut.
PBB (Xinhua) – Ada “kebutuhan krusial” untuk dana tambahan guna menutup kekurangan biaya dalam upaya penyelamatan kapal tanker minyak Safer di lepas pantai Laut Merah Yaman, kata seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (4/5).
Sebuah acara yang diadakan pada Kamis oleh Inggris dan Belanda untuk membantu proyek Safer yang dipimpin PBB berhasil mengumpulkan dana sebesar 5,6 juta dolar AS dalam program pendanaan baru, kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, kepada wartawan.
PBB meminta masyarakat internasional untuk membantu menutup kekurangan dana yang masih tercatat di angka 23,8 juta dolar AS untuk tahap darurat, kata Haq.
Kapal tanker Safer, kapal berusia 47 tahun yang telah ditambatkan di lepas pantai Yaman dan terbengkalai sejak 2015 akibat konflik di Yaman, telah membusuk hingga ke titik di mana kapal tersebut berisiko meledak atau pecah dalam waktu dekat, yang dapat menyebabkan dampak lingkungan yang sangat buruk bagi kawasan tersebut.
Sebagai bagian dari sebuah operasi darurat, Program Pembangunan PBB (UNDP) pada Maret lalu membeli kapal ‘Nautica’ dari perusahaan pelayaran Belgia Euronav untuk memindahkan lebih dari 1 juta barel minyak dari kapal tanker Safer yang sudah membusuk itu. Kapal ‘Nautica’ diperkirakan akan tiba di Yaman pada awal Mei.
Menurut Haq, dana tambahan sebesar 19 juta dolar AS juga diperlukan untuk tahap kedua yang krusial dari operasi terkoordinasi PBB tersebut guna mencegah bencana kebocoran minyak di Laut Merah.
“Kekurangan dana ini harus segera ditutup agar operasi dapat berjalan sukses,” imbuh Haq.
“Kami mengapresiasi kontribusi yang sudah diterima sejauh ini, namun ada kebutuhan dana yang sangat mendesak untuk memungkinkan kami menyelesaikan tugas yang sudah kami mulai,” ujarnya.
*1 dolar AS = 14.632 rupiah
Laporan: Redaksi