Kampanye ‘Big Catch-up’ WHO bertujuan untuk melanjutkan kembali kemajuan vaksinasi yang sempat terhenti selama pandemik COVID-19, yang menyebabkan penurunan tingkat imunisasi yang esensial di lebih dari 100 negara, yang berujung pada meningkatnya wabah campak, difteri, polio, dan demam kuning.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Sebuah kampanye baru untuk memvaksinasi jutaan anak diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (24/4).
Kampanye bernama ‘Big Catch-up’ itu bertujuan untuk melanjutkan kembali kemajuan vaksinasi yang sempat terhenti selama pandemik COVID-19.
“Pandemi menyebabkan penurunan tingkat imunisasi yang esensial di lebih dari 100 negara, yang berujung pada meningkatnya wabah campak, difteri, polio, dan demam kuning,” ujar WHO. “Big Catch-up” merupakan langkah yang ditingkatkan untuk menggenjot tingkat vaksinasi di kalangan anak-anak setidaknya ke level prapandemi, dan berupaya untuk melampaui tingkat tersebut.
WHO dan para mitranya termasuk Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Children’s Fund/UNICEF), Vaccine Alliance, dan Bill & Melinda Gates Foundation bekerja sama untuk mengerjakan proyek itu.
Penurunan vaksinasi anak telah tercatat di lebih dari 100 negara sejak merebaknya pandemik, sebagai akibat dari layanan kesehatan yang kewalahan, klinik-klinik yang tidak beroperasi, serta terganggunya impor dan ekspor vial, jarum suntik, dan pasokan medis lainnya.
Dengan lebih dari 25 juta anak yang melewatkan setidaknya satu vaksinasi pada 2021 saja, wabah penyakit yang dapat dicegah, termasuk campak, difteri, polio, dan demam kuning, semakin meningkat.
“Jutaan anak dan remaja, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah, tidak menerima vaksinasi yang dapat menyelamatkan nyawa, sementara wabah penyakit-penyakit mematikan itu meningkat,” tutur Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
WHO saat ini mendukung puluhan negara untuk melanjutkan kembali imunisasi dan layanan kesehatan esensial lainnya.
“Big Catch-up” terutama akan fokus pada 20 negara di mana tiga perempat anak melewatkan vaksinasi pada 2021.
Laporan: Redaksi