Jumlah senjata api terjaring pemeriksaan bandara AS hampir pecahkan rekor

Deretan senjata dipamerkan di Dallas Gun Show di Parker, sebuah kota pinggiran di Dallas, Texas, Amerika Serikat, pada 22 Januari 2022. (Xinhua/Lin Li)

Lebih dari 4.600 senjata api terjaring di pos pemeriksaan bandara AS, dan sekitar 87 persen di antaranya berisi peluru.

 

New York City, AS (Xinhua) – Badan Keamanan Transportasi (Transportation Security Administration/TSA) Amerika Serikat (AS) tahun ini berpotensi untuk kembali memecahkan rekor jumlah senjata yang terjaring di pos pemeriksaan keamanan bandara, menunjukkan tantangan yang terus dihadapi para petugas keamanan di tengah laju penjualan senjata api di AS, seperti dilansir The New York Times pada Rabu (21/9).

Sejauh tahun ini, para petugas TSA telah menemukan lebih dari 4.600 senjata api di pos pemeriksaan bandara, dan sekitar 87 persen di antaranya berisi peluru, menurut badan tersebut. Tahun lalu, TSA menemukan hampir 6.000 senjata api di pos pemeriksaan bandara, yang merupakan rekor tersendiri.

“Jumlah senjata api yang ditemukan di pos pemeriksaan keamanan telah meningkat selama lebih dari satu dekade, dengan satu-satunya penurunan terjadi selama pandemi,” kata laporan itu.

Banyaknya senjata api yang ditemukan di bandara negara itu tahun ini terjadi seiring perjalanan udara di AS hampir kembali ke tingkat sebelum pandemik, menurut laporan itu.

“Penjualan senjata di AS telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa beberapa wisatawan mungkin tidak terbiasa dengan aturan terkait membawa senjata api saat bepergian menggunakan pesawat,” papar laporan itu.

Kematian anak-anak dan remaja AS

Senjata api telah melampaui kendaraan bermotor sebagai penyebab utama kematian di kalangan anak-anak dan remaja di Amerika Serikat (AS), menurut data federal terbaru yang dianalisis oleh para peneliti di Universitas Michigan (UM).

Para peneliti tersebut menulis sebuah artikel diterbitkan di The New England Journal of Medicine yang April lalu, mengukur penyebab utama kematian secara nasional pada individu berusia 1 hingga 19 tahun.

Berdasarkan analisis data mereka dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) AS, kematian terkait senjata api pada kelompok usia tersebut meningkat 29 persen dari 2019 hingga 2020.

Lebih dari 4.300 orang berusia 1 hingga 19 tahun di seluruh AS tewas akibat senjata api pada 2020, yang meliputi bunuh diri, pembunuhan, dan kematian yang tidak disengaja.

Kendaraan bermotor mengakibatkan sekitar 3.900 kematian di kalangan anak-anak dan remaja pada 2020, sementara kematian akibat keracunan obat meningkat lebih dari 83 persen, menjadi lebih dari 1.700 total kematian, penyebab kematian ketiga dalam kelompok ini.

Lebih dari 45.000 orang di seluruh AS tewas akibat senjata api pada 2020, terlepas dari kelompok usianya, atau naik lebih dari 13 persen dibandingkan tahun 2019.

senjata api terjaring pemeriksaan bandara 2
Senjata api yang diserahkan diperlihatkan di sebuah acara pembelian kembali (buyback) senjata api di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 31 Mei 2014. (Xinhua/Zhang Chaoqun)

Perubahan ini sebagian besar didorong oleh pembunuhan dengan senjata api, yang naik 33,4 persen dalam tingkat kasar (crude rate) dari 2019 hingga 2020, sementara crude rate bunuh diri dengan senjata api meningkat 1,1 persen, menurut studi tersebut.

“Kekerasan senjata api adalah salah satu tantangan paling kritis yang dihadapi masyarakat kita, dan berdasarkan data federal terbaru, krisis ini tumbuh semakin intens,” kata Rebecca Cunningham, wakil presiden untuk penelitian di UM, dan William G. Barsan, Collegiate Professor di Jurusan Pengobatan Darurat.

Lebih dari 23.000 orang, termasuk sekitar 1.650 anak-anak dan remaja, meninggal atau terluka karena insiden terkait senjata di AS tahun ini, menurut basis data yang dikelola oleh kelompok riset nirlaba Gun Violence Archive.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan