Pekerja migran Indonesia diharapkan mendapat penempatan di Malaysia melalui One Channel System (OCS/Sistem Satu Kanal) dan dapat dijalankan secara bersama.
Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia saat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim di Istana Kepresiden Bogor, Jawa Barat, Senin.
Presiden Jokowi menyambut baik komitmen perdana menteri Malaysia tersebut untuk melindungi pekerja migran Indonesia yang ada di negeri jiran, dan berharap penerapan One Channel System (OCS/Sistem Satu Kanal) dapat dijalankan secara bersama.
“Saya sangat berharap One Channel System (OCS) untuk perekrutan dan penempatan pekerja migran Indonesia benar-benar bisa kita jalankan bersama,” ujar presiden dalam pernyataan pers bersama dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan kembali pentingnya pembangunan community learning center (pusat belajar masyarakat) di Semenanjung untuk memenuhi hak pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia.
Dalam kesematan tersebut Presiden Jokowi juga membahas masalah perbatasan, dan kedua pemimpin setuju untuk memastikan bahwa kesepakatan terkait perbatasan darat Sebatik, perbatasan darat Sinapad Sesai, serta perbatasan laut di Laut Sulawesi dan Selat Malaka dapat ditandatangani tahun ini.
“Tadi kita telah membicarakan dan bersepakat agar MoU perbatasan darat segmen Sebatik dan segmen Sinapad Sesai dapat ditandatangani tahun ini. Dan, juga perjanjian laut wilayah di Laut Sulawesi dan di Selat Malaka bagian selatan juga bisa disepakati tahun ini,” ujarnya.
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga sepakat untuk memperkuat kerja sama guna meningkatkan pasar dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit.
“Kita juga tadi bersepakat memperkuat kerja sama melalui Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC/Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit) untuk meningkatkan pasar minyak kelapa sawit dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit,” imbuhnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Malaysia terhadap Perjanjian Flight Information Region (FIR/Wilayah Informasi Penerbangan) Indonesia-Singapura.
Terkait isu kawasan, kedua pemimpin juga sepakat untuk terus memperkuat kerja sama ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) sekaligus meningkatkan peran ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
“Kita sepakat ASEAN harus dapat memainkan peran sentral dalam menjadikan kawasan Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan stabil,” ujarnya.
Selain itu, Jokowi dan Anwar Ibrahim membahas perkembangan situasi terkini di Myanmar. Kedua negara memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya pelaksanaan Five Point Consensus (Konsensus Lima Poin).
“Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya pelaksanaan Five Point Consensus. Kita sepakat mendesak junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan Five Point Consensus tersebut,” pungkas Presiden Jokowi.
Five Point Consensus menyerukan penghentian segera kekerasan dan dialog di antara semua pihak, mediasi dialog oleh utusan khusus ASEAN, penyediaan bantuan kemanusiaan ASEAN, dan kunjungan utusan khusus organisasi tersebut untuk menemui semua pihak dalam konflik.
Laporan: Redaksi