Banner

China akan percepat manajemen jejak karbon untuk produk

Foto dari udara yang diabadikan pada 4 September 2023 ini menunjukkan pemandangan area demonstrasi ‘nol karbon’ di ladang minyak milik Jilin Oilfield, anak perusahaan PetroChina, yang berbasis di Songyuan, Provinsi Jilin, China timur laut. (Xinhua/Jilin Oilfield Company)

Jejak karbon produk adalah suatu bentuk penghitungan emisi karbon, yang umumnya mengacu pada jumlah emisi karbon yang dihasilkan dalam prosedur seperti pemrosesan bahan baku, transportasi, serta produksi dan penjualan.

 

Beijing, China (Xinhua) – China akan mempercepat pembentukan sistem manajemen jejak karbon untuk produk-produk, demikian menurut sebuah pedoman yang dirilis pada Rabu (22/11).

Dirilis oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China bersama empat organ pemerintah lainnya, pedoman itu menyebutkan bahwa China akan membentuk sistem manajemen jejak karbon sesuai dengan kondisi aktual negara tersebut, membangun basis data jejak karbon, serta mendorong pembangunan sistem pelabelan dan sertifikasi karbon produk.

Jejak karbon produk adalah suatu bentuk penghitungan emisi karbon, yang umumnya mengacu pada jumlah emisi karbon yang dihasilkan dalam prosedur seperti pemrosesan bahan baku, transportasi, produksi dan penjualan, dan merupakan indikator penting untuk mengukur tingkat keramahan lingkungan dan rendah karbon dari perusahaan dan produk, kata NDRC.

Menurut NDRC, pedoman ini akan membantu perusahaan menghemat energi dan mengurangi karbon, memperluas pasokan produk rendah karbon, dan meningkatkan daya saing produk perdagangan luar negeri negara itu.

Banner
Jejak karbon produk
Foto yang diabadikan pada 19 Desember 2019 ini menunjukkan sebuah pembangkit listrik fototermal yang dibangun di Gurun Gobi di Hami, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut. (Xinhua/Feng Yang)

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara secara bertahap telah menetapkan sistem penghitungan, evaluasi, dan sertifikasi jejak karbon, dan lebih banyak perusahaan multinasional telah mencantumkan jejak karbon produk ke dalam persyaratan manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan.

Belum lama ini para peneliti China membangun prototipe Jaringan Pengamatan Karbon Terkoordinasi UAV Berbiaya Rendah (Low-cost UAV Coordinated Carbon Observation Network/LUCCN) berdasarkan sensor gas rumah kaca untuk melakukan studi kualitatif dan kuantitatif mengenai emisi karbon dioksida dari pembangkit listrik.

Kondisi anggaran karbon global saat ini masih relatif tidak pasti karena kurangnya informasi tentang emisi karbon di daerah perkotaan dan industri utama.

China mengumumkan bahwa mereka akan mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan