Banner

Kepala UNRWA peringatkan lonjakan angka kematian di Gaza utara, serukan gencatan senjata sesegera mungkin

Orang-orang mengungsi dari Jabalia di Jalur Gaza utara, setelah tentara Israel meminta mereka meninggalkan bangunan sekolah tempat mereka berlindung, pada 19 Oktober 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Jalur Gaza utara sedang mengalami lonjakan angka kematian dan kekurangan makanan serta pasokan medis yang parah di tengah “pengeboman tanpa henti” oleh pasukan Israel selama hampir tiga pekan.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Jalur Gaza utara sedang mengalami lonjakan angka kematian dan kekurangan makanan serta pasokan medis yang parah di tengah “pengeboman tanpa henti” oleh pasukan Israel selama hampir tiga pekan, menurut pernyataan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) pada Selasa (22/10).

Seruan darurat “dari staf UNRWA di Gaza utara… Staf kami melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan (pasokan) makanan, air, atau perawatan medis,” ungkap Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di platform media sosial X.

“Mayat-mayat dibiarkan tergeletak di jalanan atau di bawah reruntuhan, sementara upaya untuk pemindahan mayat atau pemberian bantuan kemanusiaan terus ditolak,” ujar Lazzarini.

“Atas nama staf kami di Gaza utara, saya menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin, meski hanya untuk beberapa jam, untuk memungkinkan perjalanan kemanusiaan yang aman bagi keluarga yang ingin meninggalkan daerah tersebut dan mencapai tempat yang lebih aman,” tambahnya.

Banner

Lazzarini mengatakan bahwa dia menganggap ini merupakan upaya paling mendasar yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang tidak bersalah.

Jalur Gaza utara
Orang-orang mengungsi dari Jabalia di Jalur Gaza utara, setelah tentara Israel meminta mereka meninggalkan gedung sekolah tempat mereka berlindung, pada 19 Oktober 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dalam sebuah pernyataan pada Selasa yang sama menyebutkan bahwa pasukannya melanjutkan pertempuran di kawasan Jabalia, Gaza utara, sambil memungkinkan “evakuasi yang aman” bagi warga sipil dari zona tempur di sepanjang rute yang telah ditentukan.

“Hasilnya, ribuan warga sipil telah dievakuasi. Puluhan teroris ditangkap dari kalangan warga sipil,” kata IDF.

Tentara Israel terus melanjutkan operasi daratnya di kamp Jabalia, kamp pengungsi Palestina terbesar di jalur Gaza, untuk hari ke-17 berturut-turut.

IDF mengatakan bahwa operasi mereka di Jabalia dan daerah sekitarnya bertujuan untuk mencegah para pejuang Hamas berkumpul kembali dan melancarkan serangan lebih lanjut.

Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Gaza untuk membalas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya disandera.

Banner
Jalur Gaza utara
Orang-orang yang hendak mengungsi dari Kota Beit Lahia di Jalur Gaza utara terlihat di sebuah jalan di Gaza City pada 22 Oktober 2024. Tujuh warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah bangunan sekolah yang menampung para pengungsi di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, menurut sumber-sumber Palestina pada Selasa (22/10). (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza bertambah menjadi 42.718 orang, menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan