Vaksin nasal COVID-19 buatan India telah mendapat izin penggunaan darurat yang memungkinkannya untuk digunakan sebagai dosis utama oleh orang dewasa yang tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian, tetapi bukan sebagai booster.
Jakarta (Indonesia Window) – India pada Selasa menyetujui vaksin Covid-19 yang dikembangkan secara lokal, bebas jarum dan diberikan secara nasal (melalui rongga hidung) untuk penggunaan darurat, sebagai langkah untuk mendorong industri farmasi dalam negeri negara itu.
Inokulasi baru tersebut dikembangkan oleh Bharat Biotech, yang telah mengembangkan produk intravena (injeksi melalui melalui vena di daerah leher, lengan, atau pangkal paha) yang diberi lampu hijau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada November lalu.
Regulator obat India memberikan otorisasi darurat vaksin Covid-19 nasal tersebut pada Selasa, yang akan memungkinkannya untuk digunakan sebagai dosis utama oleh orang dewasa yang tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian, tetapi bukan sebagai booster.
“Langkah ini akan semakin memperkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi,” kata Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya di Twitter.
Sementara itu, Bharat Biotech mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa mereka telah melakukan dua uji coba kemanjuran yang berhasil untuk vaksin tersebut.
Data dari uji coba belum diberikan rilis yang lebih luas dan masih belum jelas kapan produk tersebut akan tersedia untuk penggunaan umum.
Pengumuman itu muncul hanya dua hari setelah China meluncurkan vaksin virus corona pertama di dunia, Convidecia Air, yang diberikan melalui nebulizer (sejenis alat yang berfungsi seperti inhaler, yakni untuk mengubah obat cair menjadi uap sehingga lebih mudah masuk ke saluran pernapasan).
India dilanda lonjakan besar dalam kasus Covid-19 tahun lalu yang membuat sistem perawatan kesehatannya hampir runtuh, dengan pasokan oksigen habis dan pasien berebut untuk mendapatkan obat dari apotek yang stoknya terus menipis.
Lebih dari 200.000 orang meninggal hanya dalam beberapa pekan, menurut angka resmi, meskipun para ahli meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya beberapa kali lebih tinggi.
Sejak itu India telah memberikan lebih dari dua miliar dosis vaksin, menginokulasi penuh lebih dari dua pertiga dari 1,4 miliar penduduknya.
Sumber: AFP