Palestina tuding Israel kobarkan “perang komprehensif” di Tepi Barat

Israel mengobarkan perang komprehensif di Tepi Barat, terutama di wilayah utara, yang melibatkan “kejahatan pembunuhan, pengusiran, dan penghancuran harta benda.”
Ramallah, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Palestina pada Rabu (19/2) menuding Israel mengobarkan perang komprehensif di Tepi Barat, terutama di wilayah utara, yang melibatkan “kejahatan pembunuhan, pengusiran, dan penghancuran harta benda.”
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Palestina WAFA, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Informasi Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan pasukan Israel melakukan kampanye penghancuran sistematis di kota Jenin dan Tulkarm serta kamp-kamp di sekitarnya.
Abu Rudeineh mengatakan tindakan tersebut mengakibatkan kematian puluhan warga, sementara komunitas internasional tetap bungkam tentang rencana Israel untuk melakukan “aneksasi rasial dan ekspansi teritorial.”

Abu Rudeineh mendesak intervensi pemerintahan Amerika Serikat untuk menghentikan “agresi Israel yang terus berlangsung terhadap rakyat dan tanah kami.” Dia memperingatkan bahwa kegagalan untuk melakukan hal tersebut hanya akan membuat Israel semakin berani dan memicu eskalasi kekerasan yang tak terkendali.
Dia menekankan bahwa rakyat Palestina tidak akan menerima segala macam rencana untuk menggusur mereka atau mendirikan tanah air alternatif.

“Mengancam rakyat kami tidak akan menguntungkan siapa pun dan hanya akan berujung pada kehancuran yang meluas, baik di sini maupun di kawasan yang lebih luas,” tambahnya.
Pada 21 Januari, tentara Israel meluncurkan operasi militer bersandi “Tembok Besi” di Jenin, kamp pengungsiannya, dan daerah-daerah lain di Tepi Barat bagian utara. Mereka mengeklaim operasi tersebut dimaksudkan untuk menargetkan para militan dan menghancurkan “infrastruktur teroris.”

Sejak meningkatnya ketegangan pada 7 Oktober 2023, Tepi Barat mengalami peningkatan kekerasan, dengan 800 lebih warga Palestina tewas akibat serangan pasukan Israel, demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Laporan: Redaksi