COVID-19 – Dubai jadi pusat kemanusiaan dunia selama pandemik

Para petugas menyiapkan bantuan dari Uni Emirat Arab (UEA) kepada sejumlah negara di dunia dalam menghadapi pandemik COVID-19. Sejak munculnya pandemik, UEA menjadi pemimpin dalam upaya kemanusiaan global untuk membendung penyebaran virus mematikan tersebut. (Kedutaan Besar UEA di Jakarta)

Jakarta (Indonesia Window) – Kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA), Dubai, telah menjadi pusat kemanusiaan terbesar di dunia selama pandemik COVID-19.

Pernyataan dari Kedutaan Besar UEA di Jakarta yang diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan bahwa Kota Kemanusiaan Internasional Dubai (DIHC) menjadi lokasi transit dari 80 persen bantuan yang dikerahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lokasi yang strategis secara geografis dan infrastruktur yang memadai menjadikan UEA sebagai titik pengiriman logistik kemanusiaan yang efektif dalam menjangkau sejumlah negara.

Pada 4 Mei 2020, bekerja sama dengan Program Pangan Dunia PBB (WFP), UEA meluncurkan program “jembatan udara internasional” untuk menyediakan jalur pasokan kemanusiaan bagi negara-negara yang berjuang menghadapi dampak COVID-19.

Di saat yang sama, UEA juga mengambil bagian dalam konferensi global yang diadakan oleh para pemimpin Eropa untuk mengumpulkan 7,5 miliar euro guna menemukan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin untuk COVID-19.

Selain itu, sejalan dengan upaya UEA untuk berkontribusi pada komunitas ilmiah global tentang COVID-19, negara berpenduduk 9,6 juta jiwa itu telah berbagi sekuensing genom (genomic sequencing) dan data mutasi dengan berbagai basis data global.

UEA juga menyediakan sumber terbuka genom COVID-19 berbasis data Nexstrain guna membantu ilmuwan di seluruh dunia dalam melacak penyebaran wabah.

Sejak munculnya pandemik, UEA menjadi pemimpin dalam upaya kemanusiaan global untuk membendung penyebaran virus mematikan tersebut.

Sebagai pendonor COVID-19 paling aktif di dunia, bantuan UEA telah mencapai 70 negara, termasuk China, Italia, Inggris, Iran, Pakistan, Brasil, Rusia, Yaman, dan Afghanistan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan