West Qurna 1, di Irak selatan, adalah salah satu ladang minyak terbesar di dunia dengan cadangan yang dapat dipulihkan diperkirakan lebih dari 20 miliar barel.
Jakarta (Indonesia Window) – Irak memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi minyaknya sebesar 200.000 barel per hari (bph) tahun ini jika diminta, kata seorang eksekutif Basra Oil Co. Irak kepada Reuters, Jumat (22/7).
“Jika Irak diminta untuk meningkatkan produksi, kami dapat menambah 200.000 barel hingga akhir tahun sesuai kapasitas produksi yang tersedia,” kata Hassan Mohammed, wakil manajer BOC yang bertanggung jawab atas urusan ladang minyak dan perizinan, dalam sebuah wawancara.
“Tetapi (untuk menghasilkan) lebih dari jumlah ini, (kami) membutuhkan lebih banyak waktu.” Peningkatan produksi akan berasal dari ladang minyak West Qurna 1 dan ladang minyak lainnya yang dikembangkan oleh perusahaan minyak milik negara Irak tersebut, tambah Mohammed.
Topik tentang peningkatan produksi itu mencuat dua pekan setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Arab Saudi sebagai bagian dari perjalanan pertamanya ke Timur Tengah, dengan harapan mencapai kesepakatan tentang produksi minyak guna membantu menurunkan harga bensin.
Harga minyak telah meroket ke level tertinggi sejak 2008, naik di atas 139 dolar AS per barel pada Maret, setelah Amerika Serikat dan Eropa memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus.”
Secara terpisah, Pertamina Indonesia membeli 10 persen saham Exxon Mobil di ladang minyak West Qurna 1 Irak, meningkatkan sahamnya menjadi 20 persen, sementara BOC membeli 22,7 persen dari ladang tersebut.
Pada bulan Januari, pemerintah Irak memberikan persetujuannya kepada Perusahaan Minyak Nasional Irak untuk mengakuisisi saham Exxon Mobil Corp. di ladang minyak raksasa West Qurna 1.
West Qurna 1, di Irak selatan, adalah salah satu ladang minyak terbesar di dunia dengan cadangan yang dapat dipulihkan diperkirakan lebih dari 20 miliar barel. Ladang ini menghasilkan sekitar 550.000 barel per hari, terang Mohammed.
Perusahaan Minyak Basra yang dikelola negara mengatakan kepada Reuters bahwa tahun lalu Exxon berusaha untuk menjual 32,7 persen sahamnya di West Qurna 1 seharga 350 juta dolar AS.
Produsen minyak terbesar kedua OPEC itu dapat meningkatkan kapasitas ekspornya sebesar 3 juta barel per hari (bph) jika dalam dua tahun Irak meningkatkan jaringan pipa ekspor minyak bawah laut utamanya dan dua pelabuhan daratnya, kata Mohammed.
Dia juga mengatakan, pipa minyak ketiga di terminal minyak Khor Al-Amaya di Irak selatan dan single point mooring (spm) atau titik tambat tunggal kelima akan beroperasi dengan kapasitas 1 juta barel per hari pada akhir 2024.
Saat ini ekspor minyak Irak mencapai 3,3 juta barel per hari. China Petroleum Engineering & Construction Corp (CPECC) telah memenangkan kontrak 300 juta dolar AS untuk membangun stasiun energi di ladang minyak raksasa Rumaila di Irak, ujar Mohammed.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi