Banner

Hamas sebut pembebasan tahanan Palestina jadi prasyarat lanjutkan perundingan damai Gaza

Orang-orang menyambut seorang tahanan Palestina yang dibebaskan di Kota Ramallah, Tepi Barat, pada 8 Februari 2025. (Xinhua/Ayman Nobani)

Pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina yang telah disepakati oleh Israel merupakan prasyarat untuk pembicaraan lebih lanjut yang bertujuan mengonsolidasikan gencatan senjata di Gaza.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Hamas pada Senin (24/2) mengatakan bahwa memastikan pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina yang telah disepakati oleh Israel merupakan prasyarat untuk pembicaraan lebih lanjut yang bertujuan mengonsolidasikan gencatan senjata di Gaza.

Bassem Naim, seorang pejabat senior Hamas, dalam sebuah pernyataan pers mengatakan pembicaraan apa pun dengan Israel di masa mendatang hanya akan berlanjut jika Israel memenuhi syarat utama untuk membebaskan para tahanan.

“Negosiasi tidak langsung dengan Israel hanya akan terjadi jika syarat mendasar dipenuhi, yaitu pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina seperti yang telah disepakati,” kata Naim.

Naim menegaskan para mediator, yakni Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, harus memastikan Israel mematuhi ketentuan-ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut, yang mencakup pembebasan tahanan Palestina.

Banner
Kerabat dan kawan-kawan dari seorang sandera menyaksikan proses pembebasan sandera yang disiarkan melalui televisi di sebuah apartemen di Tel Aviv, Israel, pada 22 Februari 2025. Enam warga Israel yang sebelumnya disandera oleh Hamas dibebaskan pada Sabtu (22/2) sebagai bagian dari pertukaran gencatan senjata yang sedang berlangsung, demikian dikonfirmasi Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dalam sebuah pernyataan. (Xinhua/JINI/Tomer Neuberg)

Pernyataan ini disampaikan dua hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina, yang merupakan gelombang ketujuh dari pertukaran tahanan-sandera antara Israel dan Hamas.

Menurut kantor Netanyahu, penundaan tersebut merupakan respons atas apa yang disebutnya sebagai “provokasi” oleh Hamas, termasuk “upacara pembebasan sandera yang memalukan, yang tidak menghormati para sandera, dan penggunaan sandera secara sinis untuk tujuan propaganda.”

Sandera Israel yang dibebaskan, Tal Shoham, melambaikan tangan kepada kerumunan orang ketika dia tiba di sebuah pusat medis di Petah Tikva, Israel, pada 22 Februari 2025. Enam warga Israel yang sebelumnya disandera oleh Hamas dibebaskan pada Sabtu (22/2) sebagai bagian dari pertukaran gencatan senjata yang sedang berlangsung, demikian dikonfirmasi Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dalam sebuah pernyataan. (Xinhua/JINI)

Kantor Netanyahu menekankan pembebasan para tahanan Palestina akan bergantung pada jaminan dari para mediator bahwa Hamas tidak akan melakukan tindakan “provokasi” serupa di masa mendatang.

Gencatan senjata, yang terjadi setelah 15 bulan konflik sengit di Gaza, disepakati oleh Hamas dan Israel pada 15 Januari dan mulai berlaku pada 19 Januari.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan