Insiden pembobolan rumah di Afrika Selatan tercatat sekitar 1,5 juta kasus pada tahun fiskal 2023-2024, memengaruhi 1,1 juta rumah tangga di negara itu.
Johannesburg, Afrika Selatan (Xinhua/Indonesia Window) – Sekitar 1,5 juta insiden pembobolan rumah terjadi pada tahun fiskal 2023-2024, memengaruhi 1,1 juta rumah tangga di Afrika Selatan, demikian menurut laporan kejahatan terbaru yang dirilis oleh badan statistik Afrika Selatan, Statistics South Africa (Stats SA), pada Selasa (27/8).
Angka ini mewakili 5,9 persen dari seluruh rumah tangga di Afrika Selatan. Secara signifikan, hanya 44 persen rumah tangga yang terdampak melaporkan insiden ini kepada polisi, tunjuk Survei Tata Kelola, Keamanan Publik, dan Keadilan — Laporan Korban Kejahatan (Governance, Public Safety and Justice Survey — Victims of Crime Report).
Laporan tersebut juga menyinggung tentang perampokan rumah yang terjadi selama periode yang sama. “Diperkirakan sebanyak 263.000 insiden perampokan rumah terjadi, memengaruhi 209.000 rumah tangga pada 2023-2024,” kata Risenga Maluleke, seorang ahli statistik umum di Stats SA.
Maluleke menyoroti bahwa pencurian barang pribadi merupakan salah satu kejahatan yang paling umum dialami oleh individu berusia 16 tahun ke atas. Menurut laporan tersebut, sekitar 1,4 juta insiden pencurian barang pribadi terjadi pada 2023-2024, yang berdampak pada sekitar 1,3 juta individu berusia 16 tahun ke atas.
Laporan kejahatan tersebut juga mengungkap bahwa perampokan di jalanan adalah kejahatan kedua yang paling umum dialami oleh individu. Secara signifikan, sebanyak 443.000 orang menjadi korban perampokan di jalanan, dengan estimasi 497.000 insiden yang terjadi.
Laporan itu mencatat sekitar 44,2 persen dari individu ini melaporkan sebagian atau seluruh insiden kepada polisi. “Sekitar 24 persen korban mengalami cedera dalam insiden perampokan di jalanan, dan 66 persen memerlukan perawatan medis. Hanya 3,6 persen dari individu yang mengalami perampokan di jalanan menerima konseling,” kata Maluleke.
Selama periode yang sama, sebanyak 295.000 orang mengalami penyerangan dengan total 506.000 insiden. Lebih dari 55 persen korban mengatakan pisau digunakan dalam penyerangan tersebut.
Laporan itu meneliti berbagai kegiatan kriminal, termasuk pembegalan kendaraan bermotor, pembunuhan, pelecehan seksual, dan penipuan konsumen, serta mengevaluasi persepsi publik tentang keamanan, efektivitas polisi, dan kinerja sistem peradilan.
Laporan: Redaksi