Banner

Inflasi Australia diperkirakan capai puncaknya jelang akhir tahun, lebih lama dari perkiraan

Sejumlah orang membeli sayuran dan buah-buahan di sebuah pasar swalayan di Canberra, Australia, pada 27 Juli 2022. (Xinhua/Chu Chen)

Inflasi Australia diperkirakan akan mencapai puncaknya menjelang akhir tahun dan akan bertahan sedikit lebih lama karena dampak dari bencana alam dan harga energi.

 

Canberra, Australia (Xinhua) – Menteri Keuangan (Menkeu) Australia memperingatkan bahwa inflasi di negara itu diperkirakan akan mencapai puncaknya menjelang akhir tahun dan akan bertahan sedikit lebih lama karena dampak dari bencana alam dan harga energi.

Jim Chalmers, yang pada Selasa (25/10) malam waktu setempat akan menyerahkan anggaran federal pertamanya, pada Ahad (23/10) mengatakan bahwa inflasi menjadi faktor pengaruh utama pada anggaran kali ini, yang memandu pendekatan terhadap kebijakan bantuan terkait biaya hidup.

“Pada proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini, inflasi akan bertahan lebih lama dari yang kita prediksi,” katanya kepada saluran televisi Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Kemenkeu Australia memproyeksikan inflasi akan mencapai puncaknya sebesar 7,75 persen pada Desember mendatang.

Banner

“Ini akan menjadi anggaran yang meringankan keluarga (di Australia) yang mengakui bahwa tekanan pada perekonomian kita berasal dari seluruh dunia, tetapi itu dirasakan di meja dapur kita,” kata Chalmers.

Akibat inflasi, pengeluaran pemerintah untuk pembayaran jaminan sosial termasuk pensiun diperkirakan lebih tinggi sekitar 33 miliar dolar Australia atau 20,8 miliar dolar AS dari proyeksi sebelumnya.

Inflasi Australia
Foto yang diabadikan pada 14 Oktober 2022 ini menunjukkan daerah yang terendam banjir di Victoria, Australia. (Xinhua/Bai Xue)

Sebelumnya pada pekan lalu, sang menkeu mengonfirmasi bahwa bencana banjir yang sedang melanda di wilayah Australia tenggara akan berdampak negatif terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu.

Ribuan rumah dan bisnis terdampak banjir, dan Kemenkeu memperkirakan banjir terebut akan mendorong harga buah dan sayuran naik hingga 8 persen selama enam bulan ke depan.

Chalmers mengatakan elemen kunci dari strateginya terdiri dari dua bagian.

“Pertama-tama, bagaimana agar upah kembali bergerak di negara ini, dan anggaran (federal) ini akan berfokus pada hal tersebut,” katanya pada Ahad (23/10).

Banner

“Namun, juga bagaimana kita membantu inflasi turun seiring waktu. Itu dapat dilakukan dengan memastikan bantuan biaya hidup diberikan secara bertanggung jawab dan bahwa investasi Anda dalam ekonomi tidak mendorong inflasi.”

*1 dolar Australia = 9.789 rupiah

**1 dolar AS = 15.610 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan