Banner

China terapkan iptek untuk tingkatkan kualitas pemuliaan biologis dan varietas benih

Foto dari udara yang diabadikan pada 29 Desember 2023 ini menunjukkan sejumlah peneliti melakukan eksperimen hibrida di basis pemuliaan benih nasional Hainan di Sanya, Provinsi Hainan, China selatan. (Xinhua/Zhang Liyun)

Industri pemuliaan biologis China menerapkan metode ilmiah dan teknologi, yang berkontribusi besar terhadap kestabilan pasokan biji-bijian dan berbagai produk pertanian utama lainnya di negara tersebut.

 

Beijing, China (Xinhua) – China telah mendongkrak industri pemuliaan biologisnya melalui metode ilmiah dan teknologi, yang berkontribusi besar terhadap kestabilan pasokan biji-bijian dan berbagai produk pertanian utama lainnya di negara tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mendorong revitalisasi industri benihnya secara konsisten, dan mencapai sejumlah terobosan.

China telah secara mandiri membiakkan tiga varietas ayam pedaging bulu putih baru, sehingga mengakhiri ketergantungan penuh pada impor, menurut data terbaru dari Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China serta Akademi Ilmu Pertanian China. Pangsa pasar ketiga varietas baru itu mencapai 25,1 persen pada 2023 dan diekspor untuk pertama kalinya tahun lalu.

China pada tahun lalu juga berhasil membudidayakan varietas biji rapa baru dengan masa pertumbuhan hanya sekitar 169 hari. Siklus pertumbuhan yang singkat itu memungkinkan para petani untuk memanfaatkan sepenuhnya lahan bera atau nonproduktif musim dingin di China selatan melalui penanaman biji rapa tanpa menunda penanaman padi musim dini pada tahun berikutnya.

Selain itu, China berhasil membangun sistem penelitian dan pengembangan pemuliaan biologis yang mandiri dan lengkap, dan mengamankan hak kekayaan intelektual (HAKI) independen dan teknologi inti terkait gen dan sifat genetik yang penting, seperti ketahanan terhadap serangga, toleransi terhadap herbisida, ketahanan terhadap kekeringan, toleransi terhadap garam, dan peningkatan kualitas nutrisi.

Baru-baru ini, 37 varietas jagung hasil rekayasa genetika dan 14 varietas kedelai yang dimodifikasi secara genetik berhasil lolos dalam sejumlah pemeriksaan awal, menurut kementerian tersebut. Hal ini menandai langkah pionir dalam industrialisasi pemuliaan biologis.

Varietas tanaman hasil rekayasa genetika tersebut menunjukkan sifat toleran terhadap herbisida dan ketahanan terhadap serangga yang luar biasa. Varietas tersebut juga dapat meningkatkan hasil panen sebesar 10 persen, menunjukkan potensi pengembangan yang besar.

Sebagai ‘cip’ di sektor pertanian, benih sangat krusial bagi perkembangan industri tersebut. Mempercepat promosi dan penerapan teknologi transgenik atau silang gen merupakan pilihan yang tak terelakkan untuk meningkatkan daya saing internasional di masa mendatang dan mengoptimalkan divisi industri, serta juga merupakan cara utama untuk memastikan ketahanan pangan negara dan menggenjot perkembangan berkelanjutan dari ilmu dan teknologi pertanian.

Saat ini, tingkat kontribusi varietas unggul terhadap peningkatan hasil panen biji-bijian menembus 45 persen, menurut data resmi. Sebagai sebuah area fokus inti dalam pengembangan industri benih, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) akan membantu meningkatkan level iptek pertanian China dan mempersempit kesenjangan kapasitas produksi antara China dan beberapa negara asing terkemuka.

“Tujuan intinya di masa depan adalah untuk meningkatkan produksi dan menyempurnakan kualitas benih, mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta menekan kerugian yang disebabkan oleh bencana alam,” ujar Li Jiayang, akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan