Indonesia usulkan pembicaraan rencana ‘due diligence’ komoditas pertanian dengan Inggris

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri) dan timpalannya dari Inggris, Dominic Raab, bertemu di London pada Rabu (14/10/2020) guna menyepakati sejumlah kerja sama. (Kementerian Luar Negeri RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Dalam kerja sama dengan Inggris, Pemerintah Indonesia menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana negara tersebut untuk memberlakukan due diligence pada beberapa  komoditas pertanian, termasuk kelapa sawit, kopi, kayu dan produk kayu.

“Saya sampaikan  bahwa  kebijakan  seperti  ini  memiliki  potensi  menjadi hambatan non-tarif ekspor Indonesia ke Inggris,” ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Due diligence atau uji tuntas adalah penyelidikan yang biasanya dilakukan oleh pebisnis atau pihak tertentu sebelum membuat perjanjian atau kontrak dengan pihak lain.

Menlu Retno bertemu timpalannya dari Inggris, Dominic Raab di London pada Rabu (14/10).

“Ini merupakan pertemuan in person pertama setelah kita bertemu secara virtual dalam pertemuan para Menlu ASEAN dan Menlu Inggris pada bulan September lalu,” ujar Menlu RI.

Mengenai rencana due diligence Inggris tersebut, dia menyarankan agar kedua pemerintah duduk dan membahas kemungkinan pembuatan mutual recognition dari kebijakan yang telah dimiliki masing-masing negara mengenai supply chain sustainability (keberlanjutan rantai pasokan).

Mutual recognition adalah perjanjian internasional di mana dua atau lebih negara setuju untuk saling mengakui hasil penilaian kesesuaian satu sama lain.

“Mengenai  kerja sama  investasi  dengan  Inggris,  saya  menyambut  baik minat  kuat  dari  beberapa  investor  Inggris  di  bidang  renewable  energy (energi terbarukan),” lanjut Menlu Retno.

Dia menyebutkan, Aggreko yang berkantor pusat di Glasgow berencana beroperasi di Indonesia untuk memasok panel surya PV (photopholtaic).

Selain itu, Orbital Marine Power juga berencana membangun  proyek  tidal turbine (turbin pasang surut) yang akan memproduksi energi 10 megawatt (MW) di wilayah timur Indonesia, dan Nova Innovation akan membangun off-grid tidal turbine atau turbin pasang surut yang tidak terhubung ke sistem jaringan listrik yang sudah ada.

Inggris merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2012.

Bagi Indonesia, Inggris adalah mitra dagang keempat terbesar, mitra perdagangan kayu pertama, dan merupakan mitra investasi kedua terbesar dari Eropa.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan