Peralatan laboratorium solar fotovoltaik dari Pemerintah Swiss telah dihibahkan untuk Indonesia, melalui proyek kerja sama Renewable Energy Skills Development (RESD) yang didanai oleh State Secretariat for Economic Affairs SECO.
Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), telah menerima paket hibah peralatan laboratorium solar fotovoltaik dari Pemerintah Swiss melalui proyek kerja sama Renewable Energy Skills Development (RESD) yang didanai oleh State Secretariat for Economic Affairs SECO.
Berita acara serah terima hibah tersebut baru-baru ini ditandatangani oleh Pemimpin Proyek RESD Martin Stottele dan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Susetyo Edi Prabowo.
Paket peralatan laboratorium itu terdiri dari peralatan solar photovoltaic (PV) portabel, peralatan panel surya rooftop ground mount dan pole mount, serta prasarana pendukung lainnya.
Dalam kesempatan itu, Stottele menyampaikan dukungannya bagi pengembangan sumber daya manusia bidang transisi energi. “Kami berharap agar peralatan laboratorium energi terbarukan di PPSDM KEBTKE ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran peserta pelatihan yang mengikuti Program Pelatihan Teknisi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) sehingga mampu mencetak bibit yang unggul yang berdaya saing, dan memenuhi kebutuhan tenaga yang kompeten dan handal untuk industri energi terbarukan di Indonesia.”
Selain PPSDM KEBTKE, proyek RESD juga melibatkan empat Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) di bawah Kementerian Ketenagakerjaan, yakni BPVP Ambon, BPVP Banda Aceh, BPVP Lombok Timur, dan BPVP Ternate.
RESD adalah kerja sama pembangunan antara Pemerintah Indonesia (melalui BPSDM ESDM) dan Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs SECO yang bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, supervisi dan pengoperasian PLTS, pembangkit listrik hybrid surya diesel, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Tujuan tersebut diharapkan tercapai melalui program D4 spesialisasi energi terbarukan selama satu tahun (semester 7 dan 8) di lima politeknik percontohan di Indonesia; program diklat energi terbarukan di lima lembaga pelatihan kerja; dan penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan.
Proyek RESD berlangsung selama lima tahun, mulai 2020 hingga 2025, dan melibatkan Kementerian ESDM sebagai pemangku proyek dan juga kementerian/lembaga strategis lainnya, termasuk Ditjen Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Laporan: Redaksi