Banner

Indonesia terbitkan surat utang negara berdenominasi Yen biayai defisit APBN 2021

Penerbitan Samurai Bonds oleh Pemerintah Indonesia ditujukan untuk membiayai defisit APBN 2021, termasuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. (Jasmin777 from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang (Samurai Bonds) untuk kedua kalinya di masa pandemik sejak Juli 2020.

Penerbitan Samurai Bonds tersebut mencetak benchmark size sebesar 100 miliar yen (sekitar 13,21 triliun rupiah) yang ketujuh kalinya sejak 2015, menurut keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin.

Penerbitan Samurai Bonds kali ini ditujukan untuk membiayai defisit APBN 2021, termasuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Salah satu joint lead manager Samurai Bonds mengatakan bahwa investor Jepang menunjukkan minat yang besar pada Samurai Bonds Indonesia.

Sejumlah joint lead arrangers dalam transaksi tersebut adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd, and SMBC Nikko Securities Inc.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia Luky Alfirman menjelaskan, penerbitan Samurai Bond tahun ini cukup menantang di tengah kondisi global yang masih volatile atau mengalami fluktuasi pandemik COVID-19.

Nominal penerbitan pada tenor tiga tahun terakhir ini adalah yang terkecil dalam sejarah penerbitan Samurai Bonds Pemerintah Indonesia.

Sekitar 70 persen dari total nominal penerbitan kali ini berada pada tenor lima tahun ke atas. Berkurangnya dominasi tenor pendek ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Selain itu, Indonesia mencapai spread terhadap Yen Swap dan kupon terendah untuk seluruh tenor dalam sejarah penerbitan Samurai Bonds oleh Pemerintah RI tanpa adanya jaminan (guarantee) dari Bank Jepang untuk Kerja Sama Internasional (JBIC).

Kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan Samurai Bonds untuk tenor 10 tahun, yaitu sebesar 0,89 persen. Kupon ini masih lebih rendah bila dibandingkan penerbitan Samurai Bonds 10 tahun dengan jaminan JBIC pada tahun 2015 yang berada pada level 0,91 persen.

Jumlah permintaan investor juga signifikan, sehingga terjadi over-subscribe pada transaksi kali ini sebesar 1,6 kali.

Pemerintah secara resmi mulai memasarkan penerbitan Samurai Bonds pada Selasa (18/5).

Proses marketing dilakukan dalam tiga hari dengan mempertimbangkan permintaan yang solid dari investor domestik Jepang maupun di luar negeri sakura.

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mempersempit final guidance ke level terendah dari hampir semua seri. Walaupun harga akhir yang ditawarkan pemerintah sangat ketat, namun minat investor masih cukup tinggi dengan bid-to-cover ratio mencapai 1,6 kali.

Sebelum transaksi dilakukan, Pemerintah Indonesia melakukan non-deal roadshow dengan format online group meeting maupun one-on-one meeting dengan para investor Jepang secara daring.

Keberhasilan penyelenggaraan roadshow tersebut berdampak pada keragaman jenis investor yang berpartisipasi dalam penerbitan Samurai Bonds.

Berdasarkan jenisnya, investor pada transaksi kali ini terdiri dari city banks (22.2 persen), asuransi (7.0 persen), asset managers (31.1 persen), central cooperatives (7.0 persen), central banks (4.0 persen), public funds (0.2 persen), shinkin banks (lembaga deposito Jepang)/regional banks (8.9 persen), dan lainnya (19.6 persen).

Sedangkan investor dari luar Jepang tercatat 17,7 persen dari total investor.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan