Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan 20.000 desa berpartisipasi dalam Program Kampung Iklim (Proklim) pada 2024, kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Laksmi Dhewanthi saat membuka Pameran Virtual Proklim pada Kamis (17/6).
Proklim adalah gerakan nasional pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak berbasis komunitas di Indonesia.
Proklim merupakan program sinergi antara aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lain guna menguatkan kapasitas adaptasi dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Hingga saat ini telah terbentuk setidaknya 3.000 desa Proklim di seluruh Indonesia.
“Kami meyakini kita semua bisa dan dapat menjadi motor utama dalam menciptakan kelestarian lingkungan hidup,” ujar Laksmi, seraya menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pihak untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa.
“Kita perlu bekerja cerdas dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Dalam setiap tahap tentu akan ada tantangan yang kita hadapi dan perlu disikapi, dengan terus melakukan inovasi serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Laksmi menjelaskan, upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang dapat dilakukan masyarakat bukanlah sesuatu baru.
Menurutnya, kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bahkan merupakan kegiatan sehari-hari yang selalu diajarkan dan diwariskan dari para orangtua sejak dulu.
“Kegiatan tersebut misalnya, menghemat air, membuat resapan air, menghemat listrik, membersihkan lingkungan sekitar, membersihkan got, menghijaukan lingkungan dengan menanam pohon, membuat instalasi penanggulangan banjir, membuang sampah juga memilahnya, serta memanfaatkan atau mendaur ulang sampah menjadi barang bermanfaat,” kata Laksmi.
Pameran Virtual Proklim merupakan bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni.
Laporan: Redaksi