Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia menyerukan negara anggota Kelompok 20 Perekonomian Terbesar (G20) untuk bersama-sama menjaga stabilitas dan ketahanan energi di tengah tantangan perekonomian global dan situasi pandemik COVID-19.
Seruan tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada pertemuan virtual Menteri Energi Anggota G20 pada Ahad (27/9), dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
“COVID-19 telah menciptakan krisis ekonomi dan menurunkan permintaan energi. Sebaiknya, semua (anggota) G20 bahu membahu memastikan stabilitas pasar energi dan menjaga keterjangkuan (pasokan). Indonesia sangat mengutamakan hal ini,” tegas Arifin.
Guna mengatasi permasalahan di sektor energi, sambung menteri, Indonesia mengedepankan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai proyek pemulihan investasi.
“Indonesia tengah menyiapkan terobosan kebijakan yang lebih ramah lingkungan kepada para investor,” ujarnya.
Salah satu langkah nyata yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia adalah memperkuat kolaborasi data sektor energi yang lebih luas dan transparan melalui platform yang telah ada, yaitu Joint Organisations Data Initiative (JODI).
“Kolaborasi (data) ini akan meningkatkan kualitas dan keterbukaan data dan informasi. Hal ini dipastikan menggairahkan investasi energi,” kata Arifin.
JODI merupakan inisiatif penyediaan data energi global secara terbuka yang merupakan kolaborasi enam organisasi internasional dan negara anggotanya yaitu, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), Statistical Office of the European Communities (Eurostat), Gas Exporting Countries Forum (GECF), International Energy Agency (IEA), Latin American Energy Organization (OLADE), Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), dan the United Nations Statistics Division (UNSD), di bawah koordinasi sekretariat International Energy Forum.
Awalnya JODI hanya menyediakan data minyak global, dan mulai diperluas lingkupnya di sektor gas pada tahun 2008.
Pada pertemuan Energy Sustainability Working Group (ESWG) G20 tahun 2020, negara-negara anggota berharap lingkup JODI diperluas kembali hingga mencakup semua sektor energi.
Laporan: Redaksi