Jakarta (Indonesia) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyerukan pentingnya kerja sama global dalam menghadapi pandemik COVID-19, pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa yang digelar secara virtual di New York, pada Selasa (22/9).
Dalam pidatonya pada sesi debat umum, kepala negara mengatakan konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia, sementara kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan.
“Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemik COVID-19 ini,” kata presiden.
Kepala negara melanjutkan bahwa pada situasi global saat ini seharusnya seluruh negara di dunia bersatu padu dan bekerja sama melawan pandemik, serta selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antar-negara yang saling menguntungkan.
“Kita tahu dampak pandemik ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” ujar presiden.
Dia menambahkan bahwa jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna.
“Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan,” ujarnya.
Presiden menuturkan bahwa tahun ini Indonesia juga merayakan kemerdekaan yang ke-75 tahun.
Indonesia bertekad untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi, dan akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi, tegasnya.
Secara konsisten, komitmen tersebut terus dijalankan oleh Indonesia, termasuk saat duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.
“Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia. Spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no country should be left behind,” ujar presiden.
Menurut dia, persamaan derajat itulah yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno, saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung.
Hingga kini, prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional, imbuhnya.
“Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya,” tegas presiden.
Dia menekankan bahwa di kawasan, bersama negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020 yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, ujar presiden, seraya menambahkan, spirit kerja sama dan perdamaian inilah yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo-Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Laporan: Redaksi