Mangrove Alliance for Climate berupaya meningkatkan kesadaran tentang peran bakau sebagai solusi perubahan iklim berbasis alam, dan, melalui para anggotanya, akan bekerja untuk memperluas dan merehabilitasi hutan bakau secara global.
Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk meluncurkan Mangrove Alliance for Climate (MAC) dan situs jejaringnya, Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA Mariam binti Mohammed Almheiri mengumumkan pada Selasa (8/11).
Dipimpin oleh UEA dan Indonesia, inisiatif ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat konservasi dan restorasi ekosistem mangrove (bakau) untuk kepentingan masyarakat di seluruh dunia.
Pengumuman tersebut berlangsung pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP27) ke-27 di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Lima negara lain, yakni India, Sri Lanka, Australia, Jepang, dan Spanyol, telah bergabung dengan aliansi tersebut.
MAC berupaya meningkatkan kesadaran tentang peran bakau sebagai solusi perubahan iklim berbasis alam, dan, melalui para anggotanya, akan bekerja untuk memperluas dan merehabilitasi hutan bakau secara global.
Hutan bakau adalah salah satu ekosistem yang paling produktif dan penting secara ekologis di bumi. Ekosistem bakau menawarkan manfaat tambahan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang signifikan, karena menyimpan karbon hingga 400 persen lebih cepat daripada hutan hujan tropis berbasis lahan. Selain itu, hutan bakau juga melindungi pantai dari kenaikan permukaan laut, erosi, dan gelombang badai, serta menyediakan tempat berkembang biak bagi keanekaragaman hayati laut. Sekitar 80 persen populasi ikan dunia bergantung pada ekosistem mangrove yang sehat.
“Meningkatkan ketergantungan pada solusi berbasis alam merupakan elemen integral dari aksi iklim UEA di tingkat domestik maupun internasional, oleh karena itu, kami berusaha untuk memperluas tutupan bakau kami. Di COP26, kami mempresentasikan target ambisius kami untuk menanam 100 juta pohon bakau pada tahun 2030,” kata Almheiri.
“Kami senang meluncurkan MAC bersama-sama dengan Indonesia, dan yakin bahwa upaya ini akan sangat membantu dalam mendorong aksi iklim kolektif dan merehabilitasi ekosistem karbon biru,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa UEA akan menanam tiga juta bakau dalam dua bulan ke depan.
Pada upacara peluncuran MAC, situs jejaring yang menampilkan tujuan aliansi, mekanisme kerja, dan formulir janji untuk anggota, ditayangkan.
MAC akan mengikuti pendekatan sukarela. Anggota dapat menentukan komitmen mereka sendiri terhadap penanaman dan pemulihan hutan bakau, mempromosikan kerja sama multilateral, dan berbagi pengetahuan. Sementara itu, aliansi akan mendukung proyek mereka di bidang penelitian bakau, pengelolaan, dan perlindungan wilayah pesisir, dan mendidik masyarakat tentang mitigasi perubahan iklim dan adaptasi.
Secara kolektif, para anggota akan menunjukkan dedikasi mereka untuk memaksimalkan potensi solusi berbasis alam melalui penanaman mangrove dan kampanye konservasi, meningkatkan kemampuan mitigasi perubahan iklim mangrove melalui penelitian dan inovasi, serta berkontribusi pada konservasi mangrove di seluruh dunia melalui studi ilmiah dan sosial-ekonomi. Para anggota juga melibatkan masyarakat dan sektor swasta dalam penanaman bakau untuk memperluas ekosistem karbon biru, dan meningkatkan upaya bersama guna memajukan agenda iklim global.
Mangrove Alliance for Climate akan menampilkan beberapa platform interaktif, termasuk pertemuan tahunan untuk melacak kemajuan dalam mengimplementasikan tujuannya, mendorong kerja sama antaranggota, dan menyetujui laporan tahunan.
Sumber: Al Arabiya English
Laporan: Redaksi