Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia telah mendaftarkan tiga terbitan sukuk [surat berharga (obligasi) berdasarkan prinsip syariah] di Nasdaq Dubai senilai 2,5 miliar dolar AS (sekira 36,3 triliun rupiah), menurut laporan Kantor Berita Uni Emirat Arab (UEA).
Pendaftaran sukuk tersebut tersebut mendapat permintaan luas dari para investor lokal dan internasional, di mana sukuk mencapai hampir 6,7 kali nilai berlangganan oleh investor.
Daftar sukuk tersebut mencakup satu penerbitan selama 10 tahun senilai 1 miliar dolar AS (setara 14,5 triliun rupiah) dan dua penerbitan lainnya masing-masing senilai 750 juta dolar AS (setara 10,8 triliun rupiah) dalam jangka waktu pertama yaitu 5 tahun dan yang kedua adalah 30 tahun.
Hasil dari sukuk tersebut akan dialokasikan untuk membiayai proyek pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Sukuk sebesar 750 juta dolar AS selama lima tahun itu adalah sukuk hijau yang didedikasikan untuk proyek-proyek pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian, Indonesia saat ini memiliki tiga daftar sukuk hijau (berdasarkan prinsip Syariah) di Nasdaq Dubai, dan merupakan negara pertama di dunia dalam penerbitan sukuk hijau (green bond) senilai 1,25 miliar dolar AS yang terdaftar pada Maret 2018.
Ketua Nasdaq Dubai Abdul Wahid Al-Fahim mengatakan Nasdaq Dubai bekerja untuk meningkatkan dukungannya pada sektor sukuk melalui komunikasi yang efektif di tingkat lokal dan internasional dengan para penerbit.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan untuk menerima berbagai daftar baru pada bulan-bulan mendatang yang akan mendapat manfaat dari hubungan erat kami di pasar keuangan Islam,” ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Eksekutif (CEO) Nasdaq Dubai Hamid Ali menjelaskan bahwa sejarah kerja sama jangka panjang antara pasar keuangan di Dubai dan Indonesia memberikan dukungan bagi pengembangan ekonomi di kedua negara dan pertumbuhan pasar keuangan yang selaras dengan hukum Islam di dunia.
“Dalam konteks tersebut, pihak kami fokus pada upaya mendukung dan mendorong kegiatan pasar keuangan di sektor yang berkelanjutan, dan kami sangat senang menyambut daftar sukuk hijau baru-baru ini oleh pemerintah Indonesia bersama dengan daftar lainnya,” tutur Hamid Ali.
Nasdaq Dubai menempati posisi pertama di tingkat negara bagian dan regional pada sektor pembiayaan lingkungan, sosial dan pemerintah, dengan nilai total sukuk hijau dan obligasi senilai 6,55 miliar dolar AS (setara 95,18 triliun rupiah).
Bursa Efek UEA tersebut menegaskan peran kepemimpinannya dengan menarik produk investasi hijau baru dalam koordinasi dengan semua otoritas dan eksportir yang terkait.
Pemerintah Indonesia memiliki daftar sukuk Islam terbesar di Nasdaq Dubai dalam hal nilai dan jumlah listing, dengan total nilai 17,5 miliar dolar AS (setara 254,31 triliun rupiah) dan dan 14 listing, serta tiga daftar terakhir yang dibuat oleh pemerintah Indonesia pada 23 Juni 2020.
Adapun kerangka sukuk hijau Indonesia telah menerima peringkat hijau menengah berdasarkan Standar Cicero (pengulas independen internasional).
Laporan: Redaksi