Hizbullah berkomitmen dan bertekad untuk menanggapi “agresi brutal” di Dahieh, tetapi telah menunda respons tersebut karena adanya mobilisasi Amerika Serikat dan Israel serta untuk memberikan waktu yang cukup bagi perundingan terkait gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung.
Beirut, Lebanon (Xinhua/Indonesia Window) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada Ahad (25/8) mengatakan bahwa kelompoknya akan terus mendukung Gaza dari Lebanon.
“Setiap harapan untuk membungkam front dukungan, terutama front Lebanon, pasti akan gagal. Kami akan terus mendukung Gaza, meski berbagai pengorbanan perlu dilakukan,” ungkap Nasrallah dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi terkait perkembangan terbaru di perbatasan Lebanon dengan Israel.
Sebelumnya pada hari yang sama, Hizbullah mengumumkan bahwa pihaknya telah meluncurkan ratusan roket ke Israel sebagai balasan terhadap pembunuhan komandan kelompok tersebut, Fuad Shukr, dalam serangan udara Israel di Dahieh di pinggiran selatan Beirut bulan lalu. Sementara itu, Israel mengumumkan pihaknya telah melancarkan serangan udara preventif yang menyasar peluncur roket Hizbullah di Lebanon selatan.
Sebelumnya, Hizbullah mengancam akan memberikan respons yang pasti dan menyakitkan atas pembunuhan Shukr pada waktu dan tempat yang tepat.
Nasrallah menyebutkan dalam pidatonya yang disiarkan di televisi bahwa Hizbullah berkomitmen dan bertekad untuk menanggapi “agresi brutal” di Dahieh, tetapi telah menunda respons tersebut karena adanya mobilisasi Amerika Serikat dan Israel serta untuk memberikan waktu yang cukup bagi perundingan terkait gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung.
“Kami menetapkan pedoman untuk respons kami, memastikan bahwa targetnya bukanlah warga sipil atau infrastruktur musuh, melainkan lokasi-lokasi militer yang berkaitan langsung dengan operasi pembunuhan,” ujarnya.
Nasrallah mengatakan bahwa satu dari dua target utama kelompok Hizbullah dalam serangan roket pada Ahad adalah pangkalan Galilot yang berjarak 110 kilometer dari perbatasan Lebanon dan hanya 1.500 meter dari perbatasan Tel Aviv. Pangkalan tersebut menampung Unit 8200 yang berspesialisasi dalam pengumpulan informasi intelijen dan spionase.
Mengenai apa yang diklaim Israel sebagai serangan udara preventif terhadap peluncur roket Hizbullah, Nasrallah mengatakan serangan tersebut “tidak berdampak terhadap operasi kami hari ini atau pesawat tempur kami” karena hanya menghantam dua landasan peluncuran rudal.
“Kami telah melakukan evakuasi di semua lembah yang berisi rudal presisi dan balistik, jadi yang dilakukan pihak musuh hari ini hanyalah mengebom lembah-lembah kosong,” katanya.
Kelompok bersenjata tersebut “akan menganggap proses respons telah selesai” jika hasil dari serangan pada Minggu itu memuaskan mereka, tetapi “akan merespons di kemudian hari” jika hasilnya tidak memuaskan, sebutnya.
Ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel mengalami eskalasi pada 8 Oktober 2023, menyusul rentetan roket yang diluncurkan oleh kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon ke arah Israel sebagai bentuk solidaritas dengan serangan Hamas terhadap Israel sehari sebelumnya. Israel kemudian membalas dengan menembakkan artileri berat ke arah Lebanon tenggara.
Laporan: Redaksi