Banner

Singapura alokasikan 10 juta dolar Singapura untuk bantu bersihkan toilet di kedai kopi

Foto yang diabadikan pada 23 Mei 2024 ini menunjukkan pemandangan kota Singapura. (Xinhua/Then Chih Wey)

Hibah Renovasi Toilet Kedai Kopi (Coffeeshop Toilet Renovation Grant) Singapura memungkinkan pengelola kedai mengajukan bantuan biaya renovasi toilet hingga 95 persen, dengan jatah maksimal 50.000 dolar Singapura per kedai kopi.

 

Singapura (Xinhua/Indonesia Window) – Singapura akan mengalokasikan dana hibah hingga 10 juta dolar Singapura untuk mendukung program renovasi dan pembersihan menyeluruh toilet di kedai-kedai kopi di negara itu, papar Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Singapura.

*1 dolar Singapura = 12.251 rupiah

Dari total dana tersebut, 5 juta dolar Singapura akan disalurkan untuk Hibah Renovasi Toilet Kedai Kopi (Coffeeshop Toilet Renovation Grant), yang memungkinkan pengelola kedai mengajukan bantuan biaya renovasi toilet hingga 95 persen, dengan jatah maksimal 50.000 dolar Singapura per kedai kopi.

Sementara, sisanya akan digunakan untuk mendanai Hibah Pembersihan Menyeluruh Toilet Gerai Kopi (Coffeeshop Toilet Deep Cleaning Grant), yang bertujuan mendorong pihak pengelola agar memasukkan jadwal pembersihan menyeluruh ke dalam agenda pemeliharaan rutin toilet mereka. Pihak pengelola dapat mengajukan permohonan hibah hingga 95 persen dari biaya kontrak pembersihan selama dua tahun, yang dibatasi maksimal 25.000 dolar Singapura per kedai kopi. Pemohon yang lolos persyaratan juga akan menerima pelatihan pembersihan toilet gratis langsung di tempat.

Banner

Hibah ini merupakan bagian dari serangkaian rekomendasi yang dibuat oleh Satuan Tugas Toilet Umum (Public Toilets Taskforce), yang dibentuk oleh Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Singapura pada 2024 untuk meningkatkan kebersihan fasilitas toilet umum.

Kedai kopi dan pusat jajanan, yang merupakan ruang komunitas penting yang menawarkan makanan dengan harga terjangkau, kerap kesulitan menjaga kebersihan toilet. “Mereka memiliki jumlah pengunjung yang tinggi, tetapi sering kali menghadapi keterbatasan tenaga kerja untuk membersihkan dan merawat toilet,” kata kementerian tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan