Harga konsumen inti Jepang, indikator ekonomi utama untuk inflasi yang dipantau secara ketat oleh Bank of Japan, masih berada pada atau di atas target 2 persen yang ditetapkan bank sentral itu sejak April 2022.
Tokyo, Jepang (Xinhua/Indonesia Window) – Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), pada Kamis (19/12) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga, sekaligus mempertahankan kebijakan moneternya yang akomodatif.
Bank sentral itu mempertahankan suku bunga jangka pendeknya di kisaran 0,25 persen pada akhir pertemuan kebijakan selama dua hari, dalam sebuah langkah yang sudah banyak diperkirakan oleh pasar.
Delapan dari sembilan anggota Dewan Kebijakan BOJ memberikan suara mendukung keputusan pada Kamis, menandai ketiga kalinya secara beruntun bagi bank sentral itu mempertahankan kebijakannya.
Harga konsumen inti Jepang, indikator ekonomi utama untuk inflasi yang dipantau secara ketat oleh BOJ, masih berada pada atau di atas target 2 persen yang ditetapkan bank sentral itu sejak April 2022.
Para anggota dewan telah berulang kali menyampaikan BOJ akan memperketat kebijakan moneternya lebih lanjut jika mereka mengonfirmasi ekonomi dan harga bergerak sesuai dengan ekspektasi.
“Masih ada ketidakpastian yang tinggi seputar aktivitas ekonomi dan harga di Jepang, termasuk perkembangan aktivitas ekonomi dan harga di luar negeri,” urai sebuah pernyataan usai pertemuan tersebut.
BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret lewat kenaikan suku bunga pertamanya sejak 2007, dan kemudian menaikkannya kembali pada Juli dalam lonjakan mengejutkan ke angka yang tercatat saat ini, yakni 0,25 persen, dari kisaran nol hingga 0,1 persen.
Laporan: Redaksi