Investor China tanam modal di bidang peternakan sapi perah Indonesia

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia menerima kunjungan Hangzhou House of Chamber dalam rangka mempertegas komitmen investasi peternakan sapi perah di Indonesia. (Xinhua/Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI)

Hangzhou House of Chamber berencana mengembangkan peternakan dan mendatangkan 30.000 ekor sapi di tiga wilayah strategis Indonesia, antara lain Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

 

Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Investor asal China, Hangzhou House of Chamber, berencana menanamkan modal di bidang peternakan sapi perah Indonesia sebagaimana disampaikan dalam pertemuan dengan pejabat di Kementerian Pertanian Republik Indonesia (RI) pada akhir pekan lalu.

“Investasi ini diharapkan dapat membawa peningkatan signifikan dalam industri peternakan sapi perah di Indonesia, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan China dalam jangka panjang,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Agung Suganda, dalam keterangan resminya.

Investor China tersebut berencana mengembangkan peternakan dan mendatangkan 30.000 ekor sapi di tiga wilayah strategis Indonesia, antara lain Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Pemilihan wilayah ini mempertimbangkan ketersediaan lahan yang memadai serta infrastruktur yang mendukung untuk peternakan skala besar. Kementerian Pertanian telah menawarkan 2.600 hektare lahan di Kalimantan Timur sebagai hak guna usaha (HGU).

Perwakilan Hangzhou House of Chamber berharap investasi tersebut dapat dimulai pada Oktober 2024. Komitmen ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang perusahaan itu untuk berkontribusi dalam penyediaan susu nasional di Indonesia, serta memperluas pasar produk olahan susu ke negara-negara di Asia Tenggara.

Kementerian Pertanian menyebut investasi ini akan mendukung peningkatan produksi susu nasional dan berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan