Hampir 25.000 warga Palestina dilaporkan tewas dalam konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu, mayoritas adalah wanita dan anak-anak.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Hampir 25.000 warga Palestina dilaporkan tewas dalam konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu, mayoritas adalah wanita dan anak-anak, kata seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (19/1).
Ajith Sunghay, seorang pejabat di Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan dalam sebuah konferensi pers melalui tautan video dari Gaza bahwa situasi di sana merupakan “krisis kemanusiaan yang masif.”
Di Rafah, pejabat tersebut mengatakan bahwa sejak 15 Januari dia telah menyaksikan ribuan orang berdatangan dari berbagai tempat dan dalam situasi putus asa, mendirikan tempat penampungan sementara dengan material seadanya yang dapat mereka temukan.
“Pemadaman saluran komunikasi terus berlanjut sejak 12 Januari, yang berkontribusi terhadap ketakutan dan kebingungan. Pengeboman di Gaza Tengah dan Khan Younis terdengar hingga Rafah,” katanya.
Berbicara dari Amman, Tess Ingram dari Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengatakan dalam konferensi pers pada Jumat bahwa sekitar 135.000 anak di bawah usia dua tahun di Gaza menghadapi risiko gizi buruk yang parah. Di wilayah utara Gaza, katanya, situasinya bahkan lebih buruk lagi.
Ingram mengatakan bahwa selama sepekan di Gaza dia telah melihat para ibu baru yang kehilangan bayinya, serta bayi-bayi lain yang menderita luka dan penyakit serius.
Saat ini sulit untuk menentukan angka kematian bayi secara pasti, kata Ingram, karena kondisi yang sulit dan akses yang terbatas. Namun, dia menggarisbawahi bahwa dapat dipastikan bayi-bayi sedang sekarat karena kelaparan, penyakit, kedinginan, serta pengeboman, dan tidak ada akses terhadap bantuan yang memadai.
Laporan: Redaksi