Banner

Hamas dan Israel berunding soal daftar tahanan yang akan dibebaskan

Warga Palestina berkumpul menyusul pengumuman Israel dan Hamas telah menyepakati gencatan senjata di Gaza, di depan kantor pusat komite Mesir di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 9 Oktober 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Hamas bersikeras untuk memasukkan sejumlah tokoh senior seperti pemimpin Fatah, Marwan Barghouti, dan pemimpin Front Populer Pembebasan Palestina, Ahmed Saadat, sementara Israel menolak dimasukkannya mereka ke dalam daftar dan lebih memilih membebaskan perempuan, anak di bawah umur, dan tahanan yang menjalani hukuman jangka menengah.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel, yang dilakukan melalui mediator Mesir, Qatar, dan Turkiye, telah mencapai “tahap akhir”, dengan diskusi berfokus pada daftar tahanan yang akan dibebaskan, menurut sejumlah sumber Palestina pada Ahad (12/10).

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang baru saja dicapai, Hamas akan membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah meninggal yang ditahan di Gaza sejak konflik Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Kedua belah pihak masih belum sepakat mengenai daftar tahanan yang akan dibebaskan. Sumber-sumber Palestina mengatakan Hamas bersikeras untuk memasukkan sejumlah tokoh senior seperti pemimpin Fatah, Marwan Barghouti, dan pemimpin Front Populer Pembebasan Palestina, Ahmed Saadat, sementara Israel menolak dimasukkannya mereka ke dalam daftar dan lebih memilih membebaskan perempuan, anak di bawah umur, dan tahanan yang menjalani hukuman jangka menengah.

Seorang pejabat senior Hamas, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Xinhua bahwa gerakan tersebut telah melakukan kontak intensif dengan para mediator selama dua hari terakhir untuk menambah daftar tahanan dan mengamankan pembebasan para tahanan yang telah lama ditahan.

Banner

Pejabat tersebut mengatakan para mediator “terus bekerja untuk mengatasi berbagai kendala terakhir” sebelum pengumuman resmi.

Dia menegaskan Hamas “berkomitmen untuk mengimplementasikan kesepakatan tersebut pada tanggal yang telah ditentukan, sebagai bagian dari kerangka kerja kemanusiaan yang diawasi oleh mitra-mitra internasional.”

Dalam sebuah pernyataan pers, Kantor Informasi Tahanan Hamas mengatakan “beberapa isu kompleks masih belum terselesaikan,” sehingga menunda pengumuman nama-nama final, namun menegaskan “upaya yang sedang berlangsung bertujuan untuk memastikan kesepakatan tersebut mencakup semua kategori, termasuk perempuan, anak-anak, dan tahanan dari Gaza.”

Di pihak Israel, juru bicara pemerintah Shosh Bedrosian mengatakan Hamas diperkirakan akan membebaskan semua 20 sandera yang masih hidup yang ditahan di Gaza pada Senin (13/10) pagi waktu setempat.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers, Bedrosian mengatakan sebuah gugus tugas internasional akan dibentuk untuk membantu menemukan jasad sandera yang meninggal pada saat ditawan dan yang jasadnya tidak dapat ditemukan oleh Hamas.

Channel 15 Israel melaporkan militer telah menempatkan sejumlah unit khusus untuk berjaga-jaga di wilayah Jalur Gaza untuk mengantisipasi perkembangan yang tidak terduga selama proses pertukaran.

Banner

Otoritas keamanan Israel juga telah memutuskan untuk memberlakukan pembatasan ketat di sekitar area-area yang diyakini terdapat jasad para sandera Israel yang tewas dalam konflik itu, untuk mencegah gangguan apa pun terhadap upaya yang sedang dilakukan untuk menemukan dan mengevakuasi jasad para sandera.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan