Banner

Fosil 200 juta tahun ungkap hubungan antara telur serangga dan predator

Ilustrasi ini menunjukkan telur-telur serangga yang disisipkan di dedaunan dimakan oleh serangga lainnya sekitar 200 juta tahun yang lalu. (Xinhua)

Fosil tumbuhan yang ditemukan oleh tim paleontologi dari Institut Paleontologi Universitas Yunnan menunjukkan bahwa serangga yang hidup sekitar 200 juta tahun yang lalu bertelur di dedaunan, dan serangga lainnya memangsa telur-telur itu.

 

Kunming, China (Xinhua) – Para ilmuwan berhasil mengungkap sebuah fenomena dari sejumlah fosil tumbuhan di China barat daya, yakni bahwa serangga yang hidup sekitar 200 juta tahun yang lalu bertelur di dedaunan, dan serangga lainnya memangsa telur-telur itu. Temuan mereka dipublikasikan secara daring dalam jurnal Current Biology pada Selasa (8/11).

Perilaku oviposisi endofit, yang mengacu pada penyisipan telur ke dalam jaringan tumbuhan, mewakili strategi reproduksi tingkat tinggi yang dimiliki serangga. Proses ini terjadi dengan memanfaatkan alat bertelur khusus yang secara efektif melindungi telur melalui penyembunyian ke dalam jaringan tumbuhan.

Fosil tumbuhan
Foto kombinasi tak bertanggal ini menunjukkan fosil-fosil telur serangga saat diamati menggunakan mikroskop. (Xinhua/Feng Zhuo)

Setelah penelitian lapangan ilmiah jangka panjang, Feng Zhuo dari Institut Paleontologi di Universitas Yunnan beserta para anggota timnya berhasil mengumpulkan banyak fosil tumbuhan yang terpelihara dengan baik di Zigong, Provinsi Sichuan. Dari fosil-fosil tersebut, tim itu menemukan bukti fosil tubuh serangga yang memiliki perilaku oviposisi endofit dan pemangsaan telur.

Dari lubang-lubang pada sejumlah telur yang ditemukan, tim peneliti menemukan bahwa cairan telur telah diambil oleh serangga lainnya, ujar Feng. Dia menambahkan bahwa cairan telur itu memiliki kandungan nutrisi, dan menemukan telur-telur tersebut dalam kondisi “tersembunyi” di dedaunan menunjukkan bahwa serangga-serangga itu memiliki sistem saraf visual atau penciuman khusus.

Fosil tumbuhan
Foto kombinasi tak bertanggal ini menunjukkan fosil-fosil tumbuhan tempat serangga bertelur. (Xinhua/Feng Zhuo)

“Menyisipkan telur ke dalam jaringan tumbuhan dan mengambil cairan telur merupakan hal yang bermanfaat bagi reproduksi spesies, dan kedua perilaku itu telah muncul sejak 200 juta tahun yang lalu,” imbuh Feng.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan