Banner

Pemerintah Indonesia akan percepat ekspor durian dari Sulteng ke China

Orang-orang berpartisipasi dalam sebuah pesta durian yang digelar sebagai tradisi bagi para petani setelah panen di Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, pada 5 Maret 2023. (Xinhua/Sahlan Kurniawan)

Ekspor durian ke China dapat meningkatkan perekonomian di Sulawesi Tengah, meningkatkan kesejahteraan para petani durian, dan memperkuat provinsi tersebut sebagai daerah penyangga ibu kota baru Indonesia di Pulau Kalimantan.

 

Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Pemerintah Republik Indonesia (RI) akan mempercepat ekspor durian dari Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) ke China, setelah RI menemukan pasar yang menjanjikan dan permintaan yang tinggi untuk buah tersebut dari para konsumen di China.

“Kami tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sulawesi Tengah harus ikut serta dalam pasar ekspor durian ke China,” kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura usai melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta pada Senin (22/7).

Dia meyakinkan bahwa Sulawesi Tengah dapat memimpin ekspor durian ke China, karena memiliki sekitar 30.000 hektare perkebunan durian dengan total lebih dari 3 juta pohon yang tersebar di 12 kabupaten.

Orang-orang berpartisipasi dalam pesta durian yang diadakan sebagai tradisi bagi petani setelah panen di Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, pada 5 Maret 2023. (Xinhua/Sahlan Kurniawan)

Menurut data dari Badan Karantina Pertanian, ekspor durian dari Sulawesi Tengah ke China bernilai sekitar 600 miliar rupiah atau 36,9 juta dolar AS.

Banner

Varietas durian Monthong menjadi yang paling populer, ungkap Rudy Mastura, meski varietas lain seperti Musangking, Super Copper, Matahari, dan Raja juga banyak diminati.

“Kami mengharapkan dukungan dari pemerintah pusat agar kegiatan ekspor ini dapat berjalan dengan lancar ke depannya. Saat ini, kami memiliki 1.634,29 hektare lahan yang telah terdaftar dalam Good Agricultural Practices (GAP). Kami mempekerjakan 133 petani yang terdaftar dan mengelola 10 rumah kemas durian,” ujarnya.

Seorang penduduk desa memanjat pohon durian di Desa Leuwibatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada 18 Januari 2024. (Xinhua/Veri Sanovri)

Sang gubernur juga menuturkan bahwa Sulteng memiliki fasilitas pelabuhan yang memadai dan dilengkapi dengan baik untuk ekspor langsung ke China, dengan perkiraan waktu tempuh tujuh hingga sembilan hari.

Dia berharap ekspor durian ke China dapat meningkatkan perekonomian daerah, meningkatkan kesejahteraan para petani durian, dan memperkuat Sulteng sebagai daerah penyangga ibu kota baru Indonesia di Pulau Kalimantan.

*1 dolar AS = 16.228 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan