Banner

OECD: PDB global diperkirakan tumbuh 3,2 persen pada 2024, 3,3 persen pada 2025 dan 2026

Seorang pialang bekerja di lantai perdagangan Bursa Efek New York (New York Stock Exchange/NYSE) di New York, Amerika Serikat, pada 6 November 2024. (Xinhua/Liu Yanan)

Ekonomi global diproyeksikan tumbuh 3,2 persen pada 2024 dan 3,3 persen pada 2025 dan 2026, dengan negara-negara Asia yang sedang berkembang (emerging) terus menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan global.

 

Paris, Prancis (Xinhua/Indonesia Window) – Ekonomi global diproyeksikan tumbuh 3,2 persen pada 2024 dan 3,3 persen pada 2025 dan 2026, menurut prospek ekonomi terbaru yang dirilis oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) pada Rabu (4/12).

Meskipun pertumbuhan global menunjukkan tanda-tanda ketahanan, laporan tersebut menyoroti kesenjangan regional yang signifikan dan sederet tantangan yang ada saat ini.

Negara-negara Asia yang sedang berkembang (emerging) terus menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan global, sementara ekonomi Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh 2,8 persen pada 2025 sebelum melambat menjadi 2,4 persen pada 2026.

Sebaliknya, zona euro diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih moderat, dengan kenaikan produk domestik bruto (PDB) sebesar 1,3 persen pada 2025 dan 1,5 persen pada 2026, yang didukung oleh peningkatan pendapatan riil rumah tangga, pasar tenaga kerja yang ketat, dan penurunan suku bunga kebijakan.

Banner
Ekonomi global diproyeksikan tumbuh
Foto dokumentasi ini menunjukkan pemandangan eksterior Bursa Efek Shanghai (Shanghai Stock Exchange/SSE) di Shanghai, China timur. (Xinhua)

Namun, organisasi tersebut juga memperingatkan bahwa ketidakpastian yang lebih tinggi dan berlanjutnya peningkatan dalam langkah-langkah pembatasan perdagangan dapat memicu kenaikan biaya dan harga, menghalangi investasi, melemahkan inovasi, dan pada akhirnya menurunkan pertumbuhan.

Berkenaan dengan inflasi, OECD menyatakan bahwa inflasi umum (headline inflation) telah kembali ke level target di sejumlah perekonomian maju dan perekonomian emerging market meskipun masih ada banyak tekanan di sektor jasa.

Di negara-negara anggota OECD, inflasi diproyeksikan turun dari 5,4 persen pada 2024 menjadi 3,8 persen pada 2025, dan semakin menurun ke angka 3,0 persen pada 2026, dibantu oleh kebijakan moneter restriktif yang sedang dijalankan.

Oleh karena itu, bank-bank sentral diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga kebijakan moneter. “Di sebagian besar perekonomian, suku bunga riil dapat turun hingga berada di kisaran level netral pada 2026,” imbuh laporan tersebut.

Ekonomi global diproyeksikan tumbuh
Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 18 Oktober 2024 ini menunjukkan sebuah terminal peti kemas di Haikou, Provinsi Hainan, China selatan. (Xinhua/Pu Xiaoxu)

“Ekonomi global telah terbukti tangguh. Inflasi semakin menurun hingga mendekati target bank sentral, sementara pertumbuhan tetap stabil,” kata Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann sebelum memperingatkan bahwa sejumlah tantangan signifikan tetaplah ada.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, OECD menyerukan agar semua negara mengurangi inflasi secara berkelanjutan, menangani tekanan fiskal yang meningkat, dan mengatasi krisis tenaga kerja guna mengurangi hambatan struktural bagi pertumbuhan tren yang lebih tinggi.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan