Banner

Kisah – Aktif donasikan darah, sukarelawan Australia jalin ‘ikatan darah’ dengan China

Peter Mecoy (kanan) memegang dua lembar kertas bertuliskan aksara Mandarin berbunyi “Saya cinta China” dan “Saya cinta Tianjin” yang ditulis dengan tangan di rumahnya di Tianjin, China utara, pada 14 November 2022. (Xinhua)

Tianjin, 6 Februari (Xinhua) – Setelah menyelesaikan pemeriksaan fisik dan memberikan sampel darah, Peter Mecoy dengan cekatan menggulung lengan bajunya, dengan santai menyaksikan perawat menusukkan jarum ke lengannya, dan menunggu proses donasi darah selanjutnya.

“Saya cukup paham dengan proses donasi darah di sini,” kata Peter (58), yang berasal dari Australia. Dia telah menjadi sukarelawan donor darah yang menyumbangkan darah dan platelet darah hampir setiap 15 hari selama hampir 15 tahun di Kota Tianjin, China utara.

Banner

“Saya tinggal di China selama separuh hidup saya. China adalah rumah saya. Penduduk China sudah seperti saudara saya. Membantu keluarga adalah perbuatan yang benar, bukan?” sebut Peter. “Mungkin darah saya bisa membantu para ibu yang melahirkan bayi atau warga lanjut usia yang menjalani operasi. Saya sangat senang bisa membantu.”

Peter berganti pekerjaan dan untuk pertama kali menginjakkan kakinya di Tianjin pada 1992. Dengan cepat dia pun jatuh cinta pada kota metropolitan yang memiliki perpaduan budaya China dan Barat itu. Penduduk China yang sederhana, ramah, dan pekerja keras sangat menyentuh hatinya.

“Penduduk China berteman terlebih dahulu dengan kita. Teman saling bekerja sama. Hubungan ini tidak seperti ‘saya beruntung, Anda merugi’, tetapi saling menguntungkan (win-win) dan mencari cara untuk maju bersama,” tutur Peter.

Banner

Secara kebetulan, dia melihat selebaran berbahasa Mandarin dan Inggris tentang donasi darah pada 2008. Tanpa banyak menunda, dia pun langsung mendonasikan darahnya di sebuah fasilitas bank darah keliling terdekat di China untuk pertama kalinya.

Pada awalnya, Peter memilih untuk mendonasikan darah lengkap (whole blood) setiap semester. Kemudian, dia mengetahui bahwa donasi platelet darah dapat dilakukan setiap dua pekan. Setelah mengetahui hal itu, dia pun menjadi donor rutin di Pusat Darah Tianjin.

“Ketika saya pertama kali bertemu Peter, saya masih seorang pemula. Saya merasa sangat gugup saat mengambil darah. Peter menyuruh saya untuk santai. Kata-katanya tersebut menyemangati saya,” ungkap Li Mantong, seorang perawat di Pusat Darah Tianjin.

Banner

Peter juga mendapat julukan sebagai ‘Manusia Panda’ karena golongan darahnya disebut sebagai ‘darah Panda’, suatu golongan darah yang langka, di China. “Itu membuat saya merasa sangat berarti untuk terus mendonasikan darah.”

Peter telah menyumbangkan darah dan platelet darah lebih dari 270 kali, atau setara dengan lebih dari 420.000 mililiter darah dalam volume terapeutik. Angka tersebut sekitar 90 kali dari jumlah darah pada orang dewasa dan dapat memastikan penggunaan darah klinis untuk banyak orang.

Setiap selesai menyumbangkan darahnya, Peter akan mendapatkan sertifikasi donasi darah. “Saya mendapatkan setumpuk sertifikat yang menjadi saksi pengalaman donasi darah saya. Sertifikat-sertifikat itu adalah hadiah paling berharga bagi saya.”

Banner

Menurut peraturan di Tianjin, Peter tidak bisa lagi mendonasikan darah saat mencapai usia 60 tahun, jadi dia sangat menghargai setiap kesempatan untuk mendonasikan darah. “Saya ingin menyumbang darah sebanyak mungkin dan berharap dapat menarik lebih banyak orang untuk bergabung dengan tim sukarelawan.”

Peter memiliki sebuah grup di aplikasi WeChat, yang mengumpulkan puluhan warga asing yang ingin menjadi donor darah.

“Teman-teman saya berasal dari berbagai penjuru dunia. Tidak masalah jika bahasa Mandarin mereka bagus atau tidak. Saya akan membantu mereka selama mereka mau mendonasikan darah. Saya bisa mengajari mereka prosesnya langkah demi langkah,” ujar Peter.

Banner

Baru-baru ini, Peter memenangkan penghargaan nasional China berkat keaktifannya menjadi donor darah. “Jika seseorang mengetahui kisah saya dan menjadi donor darah untuk membantu lebih banyak orang yang membutuhkan, saya akan merasa semakin bahagia,” ungkap Peter.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan