Banner

Delegasi Iran bertemu cendekiawan Indonesia, perkuat hubungan bilateral

Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus presiden lembaga pemikir Institute for Political and International Studies (IPIS), Dr. Mohammad Hasan Sheikholeslami, saat menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Selasa (13/8/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Delegasi Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus kepala lembaga pemikir Institute for Political and International Studies (IPIS), Dr. Mohammad Hasan Sheikholeslami, telah bertemu dengan sejumlah cendekiawan, budayawan, dan akademisi Indonesia guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Delegasi Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus presiden lembaga pemikir Institute for Political and International Studies (IPIS), Dr. Mohammad Hasan Sheikholeslami, telah bertemu dengan sejumlah cendekiawan, budayawan, dan akademisi Indonesia guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

“Indonesia dan Iran adalah dua negara besar Islam, dan sama-sama memiliki sejarah panjang dan peradaban yang besar,” ujarnya dalam acara media gathering di Jakarta, Selasa (13/8).

Dia menambahkan, hubungan diplomatik Indonesia dan Iran telah terjalin selama 74 tahun, dan dipenuhi dengan hubungan persahabatan dan persaudaraan antarnegara dan dunia Islam.

“Hubungan baik kedua negara di segi politik ditandai dengan kunjungan antarpejabat tinggi yang semakin intensif, termasuk kunjungan mendiang Presiden Ebrahim Raisi ke Indonesia setahun yang lalu,” tutur Dr. Sheikholeslami, seraya menyatakan apresiasi atas pesan belasungkawa yang disampaikan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia atas wafatnya pemimpin Iran tersebut.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam kunjungan Presiden Raisi ke Indonesia pada Mei 2023, sebanyak 11 dokumen nota kesepahaman dan kesepakatan ditandatangani, mencakup bidang politik, tarif perdagangan, budaya, pemberdayaan perempuan, dan lain sebagainya.

“Walaupun tekad besar para pejabat tinggi dua negara dalam hubungan bilateral, masih ada tantangan dalam upaya memperluas kerja sama kedua negara,” kata Dr. Sheikholeslami.

Hal tersebut, katanya, disebabkan “kurangnya pengenalan antara dua negara. Para cendekiawan, budayawan, dan masyarakat dua negara belum saling kenal satu sama lain, sehingga muncul salah tafsir dan pengertian.”

“Karena itu, kami memutuskan melakukan kunjungan dan bertemu dengan para cendekiawan Indonesia, dan mengenalkan Iran tentang politik, ekonomi, budaya, dan masalah-masalah lainnya,” ujar Wamenlu Iran.

Dalam kunjungan tersebut, IPIS telah menandatangani dokumen nota kesepahaman dengan sejumlah lembaga pemikir (think tank) Indonesia.

Langkah tersebut, menurutnya, penting dilakukan dalam situasi saat ini, di mana Iran baru saja melakukan pemilihan umum pada Juli lalu, dengan Masoud Pezeshkian terpilih sebagai presiden, sementara dalam dua bulan mendatang Indonesia juga akan memiliki pemerintahan yang baru.

“Saling kenal mengenai kebijakan politik luar negeri dan batasan-batasannya, akan memudahkan kedua negara untuk mengatur rancangan-rancangan dengan baik,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, Dr. Sheikholeslami menyampaikan selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, seraya berharap perdamaian, kemajuan, dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

Delegasi Republik Islam Iran
Duta Besar Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi, dalam ‘media gathering’ di Jakarta, Selasa (13/8/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi, mengatakan bahwa selama kurang dari satu tahun sejak dirinya mulai menjalankan tugasnya di Indonesia, hubungan dengan media massa Indonesia terjalin erat dan baik.

“Saat kita menyaksikan serangan brutal zionis terhadap Palestina, media massa Indonesia hadir memberikan solidaritas dan perhatian, bersama dengan masyarakat Iran dan Indonesia,” uajr Dubes Iran.

Dia juga mengapresiasi perhatian dari media massa Indonesia yang memberikan pesan belansungkawa dan simpati atas wafatnya Presiden Ebrahim Raisi yang di Iran dikenal dengan “Pengabdi Bangsa”.

“Masyarakat Indonesia selalu berada satu langkah di depan Iran dalam menunjukkan perhatian satu sama lain,” tegasnya Dubes Boroujerdi, seraya menambahkan, pemilihan presiden di Iran yang juga menjadi sorotan media massa Indonesia menunjukkan bahwa baiknya hubungan Iran dengan media massa.

Dubes juga menyoroti pesan-pesan belasungkawa dan simpati dari media massa, ulama, cendekiawan, dan masyarakat Indonesia yang turut mengecam terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli lalu di Teheran.

Upaya mendekatkan para cendekiawan dua negara, menurutnya, akan semakin memperkuat hubungan Indonesia dan Iran.

Acara media gathering tersebut juga dihadiri oleh Kepada Departemen Kajian Ekonomi IPIS, Mohammad Javad Shariati, dan Kepala  Departemen Regional Kajian Ekonomi IPIS, Abolfazi Aabdoli.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan