Indonesia perkuat kerja sama AI dengan China di Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia 2025
Delegasi Indonesia berpartisipasi dalam Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia (World Artificial Intelligence Conference/WAIC) 2025 di Shanghai pada 26-29 Juli. Keikutsertaan Indonesia dalam konferensi ini menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengembangan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan memperkuat kemitraan strategis dengan China di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan transformasi digital.
Shanghai, China (Xinhua/Indonesia Window) – Delegasi Indonesia berpartisipasi dalam Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia (World Artificial Intelligence Conference/WAIC) 2025 di Shanghai pada 26-29 Juli. Keikutsertaan Indonesia dalam konferensi ini menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengembangan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan memperkuat kemitraan strategis dengan China di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan transformasi digital.
Delegasi tersebut, yang terdiri dari Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Wamendikti) Republik Indonesia (RI) Prof. Stella Christie; Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Dr. Dwikorita Karnawati; dan Penasihat Khusus Wakil Presiden RI Achmad Aditya, mempromosikan posisi strategis dan sikap proaktif Indonesia dalam memanfaatkan AI untuk pembangunan ekonomi, kolaborasi global, serta pengembangan sumber daya manusia, khususnya dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Sejumlah bidang kerja sama bilateral yang potensial dalam konferensi tersebut meliputi penelitian AI dan pengembangan talenta, infrastruktur cerdas dan tata kelola digital, penyelarasan etika dan kebijakan AI lintas perbatasan, AI untuk pendidikan dan pertanian, serta bidang lainnya. Indonesia mengundang China dan negara-negara mitra lainnya untuk berkolaborasi dalam mendirikan pusat-pusat penelitian AI dan program pertukaran sumber daya manusia. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan talenta digital di seluruh dunia. Indonesia dan China akan berkolaborasi dalam kerangka kerja tata kelola AI, memastikan standar etika dan keamanan data selaras dengan regulasi Indonesia.
Wamendikti menyatakan bahwa di tengah berbagai pandangan mengenai risiko integrasi AI, AI itu sendiri merupakan solusi untuk mengatasi risiko-risiko tersebut. Penggunaan AI harus dimulai sekarang, dan pemerintah Indonesia sangat berkomitmen untuk mengoptimalkan AI secara penuh bagi pembangunan nasional.
Sementara itu, kepala BMKG menyatakan bahwa kemajuan China dalam bidang AI sangat penting bagi sektor-sektor prioritas Indonesia. WAIC 2025 membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih mendalam, terutama dalam pengembangan sistem peringatan dini berbasis AI di bidang layanan cuaca dan iklim.
Dalam konferensi tersebut, sebuah notula rapat (minutes of meeting/MoM) ditandatangani antara penasihat khusus wakil presiden RI dan perusahaan AI terkemuka China, Sense Time, terkait Kerja Sama dalam Etika, Pendidikan, dan Inovasi AI. Selain itu, Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto Situngkir menekankan bahwa terdapat banyak peluang kerja sama dengan mitra China dalam pengembangan dan penerapan AI di Indonesia.
“Partisipasi Indonesia dalam WAIC 2025 menunjukkan komitmen kami dalam mengembangkan teknologi AI untuk mendorong perekonomian digital, memperkuat kemitraan strategis, dan menciptakan tenaga kerja AI yang terampil guna mendukung terwujudnya Visi Indonesia 2045,” tambah Berlianto Situngkir.
Laporan: Redaksi

.jpg)








