COVID-19 – Presiden perintahkan penanganan diprioritaskan di 12 kabupaten/kota

Presiden Joko Widodo memerintahkan agar upaya pengendalian pandemik COVID-19 di delapan provinsi prioritas terus ditingkatkan dan dimonitor dengan ketat. (Sekretariat Kabinet RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar upaya pengendalian pandemik COVID-19 di delapan provinsi prioritas terus ditingkatkan dan dimonitor dengan ketat.

Kedelapan provinsi yang berkontribusi besar dalam jumlah kasus aktif nasional adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua, menurut keterangan dari Sekretariat Kabinet RI yang diterima di Jakarta, Senin.

Kepala negara mengatakan berdasarkan laporan yang diperolehnya, dari delapan provinsi prioritas tersebut, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan telah menunjukkan perbaikan dalam penanganan COVID-19.

“Saya mencatat, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan perbaikan dalam pengendalian pandemik COVID-19. Saya kira ini bisa dijadikan contoh bagi provinsi-provinsi yang lain,” ujar presiden.

Lebih khusus, Jokowi meminta agar dalam dua pekan ke depan upaya penanganan COVID-19 diprioritaskan pada 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif sebesar 30 persen dari total kasus aktif nasional.

Ke-12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 tersebut adalah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Kota Pekanbaru, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Padang, Kota Jayapura, dan Kota Ambon.

Lebih lanjut presiden mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, rata-rata kasus aktif per Oktober mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Rata-rata kasus aktif COVID-19 di Indonesia per 11 Oktober adalah 19,97 persen dari jumlah total kasus terkonfirmasi.

“Lebih baik dari rata-rata kasus aktif pada 27 September 2020 yang mencapai 22,46 persen. Jadi penurunannya kelihatan sekali, dari 22,46 persen menjadi 19,97 persen,” papar presiden.

Jumlah kasus aktif di tanah air juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 22,1 persen dari akumulasi kasus terkonfirmasi.

Rata-rata kesembuhan di Indonesia, lanjutnya, juga lebih baik dibandingkan dengan rata-rata kesembuhan dunia.

“Rata-rata kesembuhan di Indonesia per 11 Oktober mencapai 76,48 persen. Ini sudah lebih baik dari rata-rata angka kesembuhan dunia yang mencapai 75,03 persen,” kata Presiden.

Rata-rata angka kematian di tanah air, lanjutnya, juga sudah bisa ditekan menjadi 3,55 persen dari total kasus terkonfirmasi.

“Ini lebih baik dibandingkan dua pekan lalu yang berada di angka 3,77 persen. Namun, masih lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia yang berada di angka 2,88 persen,” kata presiden.

Kepala negara juga memerintahkan untuk terus melakukan perbaikan dalam upaya 3T (testing, tracing, dan treatment).

Testing, tracing, dan treatment harus terus diperbaiki sehingga gap antara provinsi yang satu dan provinsi yang lain, terutama mengenai testing bisa kita kejar dengan baik,” kata presiden.

Terkait upaya pemulihan ekonomi, disampaikan Presiden, realisasi anggaran per 7 Oktober untuk kelompok bantuan sosial sudah mencapai 66 persen, UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) 76 persen, dan untuk tambahan subsidi energi mencapai 94 persen.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan