Banner

vakcinJakarta (Indonesia Window) – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Kamis (21/10) mendukung suntikan penguat (booster) untuk vaksin COVID-19 Moderna dan Johnson & Johnson bagi jutaan orang di negara ini.

Langkah tersebut dilakukan tak lama setelah komite penasihat independen CDC memberikan rekomendasinya tentang siapa yang harus menerima booster dan jenis booster apa yang harus mereka dapatkan.

CDC mengatakan orang yang menerima vaksin Moderna harus mendapatkan booster vaksin COVID-19 setidaknya enam bulan setelah suntikan kedua jika mereka berusia 65 tahun atau lebih atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, jika mereka orang dewasa yang berisiko.

Mereka dengan gejala COVID-19 parah karena kondisi medis, atau orang dewasa berisiko karena pekerjaan atau lingkungan mereka juga dianjurkan mendapatkan vaksin booster.

Bulan lalu, CDC membuat rekomendasi yang sama untuk orang yang menerima vaksin Pfizer.

Untuk vaksin Johnson & Johnson, CDC merekomendasikan suntikan booster bagi orang berusia 18 tahun ke atas yang divaksinasi lebih dari dua bulan lalu.

“Rekomendasi ini adalah contoh lain dari komitmen mendasar kami untuk melindungi sebanyak mungkin orang dari COVID-19,” kata Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky dalam sebuah pernyataan.

“Bukti menunjukkan bahwa ketiga vaksin COVID-19 yang disahkan di Amerika Serikat aman, seperti yang ditunjukkan oleh lebih dari 400 juta dosis vaksin yang telah diberikan. Dan, semuanya sangat efektif dalam mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan di tengah varian Delta yang beredar luas,” terangnya.

CDC tidak menentukan suntikan booster mana yang harus diterima orang, sebaliknya, mereka mengizinkan orang untuk “mencampur dan mencocokkan” vaksin untuk suntikan booster.

“Individu yang memenuhi syarat dapat memilih vaksin mana yang mereka terima sebagai dosis booster,” kata CDC dalam rilisnya. “Beberapa orang mungkin memiliki preferensijohnson untuk jenis vaksin yang awalnya mereka terima dan yang lain mungkin lebih memilih untuk mendapatkan booster yang berbeda.”

Vaksin COVID-19 sangat efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian.

Selama musim panas, ketika varian Delta menyerang AS, jumlah kasus, rawat inap, dan kematian akibat COVID-19 melonjak. Mereka yang tidak divaksinasi telah menyumbang hampir semua rawat inap dan kasus kematian.

Sementara AS sekarang memiliki rekomendasi booster untuk ketiga vaksin COVID-19 yang tersedia di AS, hanya 3 persen orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

CDC juga menekankan bahwa memastikan orang mendapatkan vaksin COVID-19 awal tetap menjadi prioritas, dengan mengatakan bahwa lebih dari 65 juta orang Amerika tetap tidak divaksinasi.

Sumber: cnet.com

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan