Jakarta (Indonesia Window) – Lansia (lanjut usia, berusia di atas 60 tahun) adalah salah satu kelompok yang berisiko tinggi menderita gejala parah atau meninggal karena tertular virus corona.
Vaksin dapat menyelamatkan mereka, namun hal ini perlu melewati uji coba terlebih dahulu, karena kemanjurannya mungkin terganggu karena sistem kekebalan manula yang lebih lemah, menurut Kantor Berita Sputnik.
Rusia saat ini sedang melakukan uji coba tambahan vaksin virus corona Sputnik V untuk membuktikan keamanannya bagi orang yang berusia di atas 60 tahun dalam upaya untuk menaikkan batas usia atas, kata Asisten Menteri Kesehatan Rusia, Alexey Kuznetsov.
Uji coba tersebut dipimpin oleh pengembang vaksin, Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, dengan melibatkan 100 relawan berusia di atas 60 tahun.
“Tidak ada masalah keamanan Sputnik V yang ditentukan dengan kondisi relawan lansia (sejauh ini). Pengembang vaksin sedang menganalisis data klinis dan sedang mempersiapkan laporan yang akan digunakan oleh Kementerian Kesehatan untuk memutuskan penggunaan vaksin melawan COVID-19 bagi kelompok populasi yang lebih tua,” kata Kuznetsov.
Dia menambahkan, keputusan kemungkinan memvaksinasi lansia dengan Sputnik V bisa dilakukan dalam 10 hari terakhir bulan Desember.
Kampanye vaksinasi massal dimulai di Rusia pada awal Desember dan menyasar kelompok risiko utama, petugas medis, dan guru.
Selama konferensi pers tahunan pada 17 Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin memuji gagasan vaksinasi massal sebagai cara untuk mencapai ‘kekebalan kelompok’ (herd immunity) terhadap COVID-19, namun dia mengakui bahwa dirinya belum divaksinasi.
Presiden berusia 68 tahun itu menjelaskan bahwa dia tidak memenuhi batas usia yang ditetapkan untuk vaksin yang ada, tapi berjanji untuk segera mendapatkan suntikan setelah tersedia.
Laporan: Redaksi