Banner

China desak Jepang buang air yang terkontaminasi nuklir dengan aman

Foto dokumentasi yang diabadikan pada 12 Oktober 2017 ini menunjukkan tangki-tangki berukuran besar yang menampung air limbah radioaktif yang terkontaminasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Prefektur Fukushima, Jepang. (Xinhua)

China mendesak Jepang agar membuang air yang terkontaminasi nuklir secara ilmiah, terbuka, transparan, dan aman guna melindungi lingkungan laut serta menjaga kesehatan dan keamanan pangan masyarakat dari semua negara.

 

Beijing, China (Xinhua) – Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Jumat (11/11) kembali mendesak Jepang untuk merespons kekhawatiran yang sah dari semua pihak terkait, dan membuang air yang terkontaminasi nuklir secara ilmiah, terbuka, transparan, dan aman.

Menurut sejumlah laporan, Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA), pada Rabu (9/11), mengumumkan bahwa gugus tugas teknisnya akan mengunjungi Jepang mulai 14 hingga 18 November mendatang guna melanjutkan tinjauan keselamatan komprehensif atas rencana Jepang untuk menyalurkan air yang terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik.

Menanggapi pertanyaan terkait, Zhao Lijian mengatakan dalam sebuah konferensi pers harian bahwa China mendukung pekerjaan IAEA dan gugus tugas teknisnya. Zhao mengungkapkan bahwa China berharap gugus tugas tersebut akan mematuhi prinsip-prinsip objektivitas, keadilan, dan ilmu pengetahuan, menerapkan standar keselamatan nuklir IAEA secara ketat, serta memastikan keamanan mutlak dari pembuangan air yang terkontaminasi.

“Jepang harus sepenuhnya bekerja sama dengan tinjauan yang dilakukan oleh gugus tugas teknis IAEA,” tutur Zhao.

Banner
Air yang terkontaminasi nuklir
Sejumlah orang berunjuk rasa menentang keputusan Jepang untuk membuang air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak ke Samudra Pasifik di luar gedung Kedutaan Besar Jepang di Seoul, Korea Selatan, pada 14 April 2021. (Xinhua/Xu Ruxi)

Walaupun gugus tugas IAEA itu belum menyelesaikan penilaian dan tinjauan, serta kekhawatiran masyarakat internasional belum diselesaikan secara efektif, pihak Jepang tetap menyetujui rencana pembuangan dan mempercepat pembangunan pipa pembuangan, berniat menciptakan situasi fait accompli.

“Ini melemahkan otoritas institusi dan kelompok kerja teknis serta sangat tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat internasional dan rakyat Jepang,” kata Zhao.

Air yang terkontaminasi nuklir
Foto yang diabadikan pada 12 November 2019 ini menunjukkan reruntuhan di Kota Pripyat di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina. (Xinhua/Bai Xueqi)

China kembali mendesak pihak Jepang untuk menghadapi kekhawatiran yang sah dari semua pihak, sepenuhnya berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan termasuk negara tetangganya dan lembaga internasional yang relevan, serta membuang air yang terkontaminasi nuklir secara ilmiah, terbuka, transparan, dan aman guna melindungi lingkungan laut serta menjaga kesehatan dan keamanan pangan masyarakat dari semua negara, ujar sang jubir.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan