Tiga bulan setelah cacar monyet merebak di AS, pemerintah federal akhirnya menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan dan dipicu kelalaian pemerintah.
Jakarta (Indonesia Window) – Cacar monyet menjadi krisis kesehatan global lainnya yang dipicu oleh kelalaian pemerintah Amerika Serikat (AS), kata sebuah artikel opini yang diterbitkan di situs jejaring organisasi berita nonprofit AS, Truthout.
Tiga bulan setelah cacar monyet merebak di AS, pemerintah federal akhirnya menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan.
“Namun, seandainya pemerintah langsung bertindak dengan rasa urgensi, dan segera mendistribusikan vaksin kepada mereka yang paling rentan, maka cacar monyet kemungkinan tidak akan menjadi krisis seperti ini,” kata laporan tersebut.
Ada kelangkaan ekstrem pada pasokan vaksin Jynneos, dan kepanikan massal di kalangan orang-orang yang paling terdampak cacar monyet di negara ini, ujar laporan itu.
Terkadang warga harus menunggu dalam antrean selama berjam-jam, hanya untuk ditolak karena suplai vaksin sudah habis, papar laporan tersebut.
“Kita sudah memiliki alat yang diperlukan untuk mengobati cacar monyet dan mencegah penyebaran penyakit ini. Namun, seperti yang telah kita lihat pada pandemi COVID yang sedang berlangsung, Pemerintah AS jauh lebih mahir dalam mengabaikan orang-orang yang paling rentan ketimbang menawarkan perawatan,” tambah laporan itu.
Sebelumnya, data baru yang dipublikasikan dalam Laporan Morbiditas dan Mortalitas Pekanan (Morbidity and Mortality Weekly Report/MMWR) dan dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa 99 persen kasus cacar monyet (monkeypox) di negara tersebut menimpa kaum pria.
Laporan yang dirilis pada 5 Agustus tersebut juga menunjukkan bahwa 94 persen pasien pria yang terinfeksi penyakit itu melaporkan kontak seksual atau intim antarpria dalam kurun waktu tiga pekan sebelum timbulnya gejala, dan kelompok ras serta etnis minoritas tampaknya terdampak secara tidak proporsional.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi